Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejarah besar itu bermula dari Zhuang Zedong, yang nekat menyapa Glenn Cowan dalam sebuah bus yang mengangkut rombongan pemain pingpong Cina. Zhuang adalah atlet tenis meja Republik Rakyat Cina dan Cowan atlet Amerika Serikat. Peristiwa itu terjadi di sela-sela kejuaraan dunia tenis meja pada 1971 di Nagoya, Jepang.
Mulanya Cowan, yang ketinggalan bus rombongannya setelah berlatih, terpaksa menumpang bus yang mengangkut rombongan musuhnya dari negara komunis. Zhuang menjumpai pilihan sulit: menyapa atau tak mengacuhkan atlet gondrong lengkap dengan kostum Amerika itu. "Tim kami disarankan tidak berbicara dengan atlet Amerika, tidak menjabat tangan, apalagi tukar-menukar hadiah," kata Zhuang kepada CNN pada 2008.
Apalagi pendiri RRC dan Ketua Partai Komunis Cina (PKC), Mao Zedong, menyuntikkan pesan ideologisnya. "Anggap bola pingpong sebagai kepala musuhmu yang kapitalis. Pukullah dengan raket kayu sosialis, dan kamu telah memberikan poin bagi tanah air."
Namun, karena Cowan tampak kesepian, Zhuang tergerak mendekati pria itu meski teman-temannya mencegahnya. "Apa yang kamu lakukan? Jangan membuat masalah," demikian mereka mencegah, seperti dikisahkannya kepada Reuters pada 2007.
Zhuang tetap menyapa dan menjabat tangan Cowan. Dia juga memberikan tanda mata selembar kain sutra bergambar Pegunungan Huangsham produksi Hangzhou.
Melalui seorang penerjemah, ia mengatakan kepada Cowan, meski pemerintah Amerika tidak ramah kepada Cina, "Saya memberikan ini untuk memperingati persahabatan dari rakyat Cina kepada rakyat Amerika."
Momen langka ini pun menarik perhatian para wartawan. Berita Zhuang dan Cowan lengkap dengan foto mereka berdua tersebar. Kabar ini sampai ke telinga Mao. Tak dinyana, dia memutuskan mengundang semua anggota tim pingpong Amerika yang berlaga di Nagoya. "Zhuang Zedong tidak hanya tahu bagaimana pingpong yang baik, dia juga tahu bagaimana diplomasi," kata Mao.
Atas undangan pemerintah Cina, sembilan pemain tenis meja Amerika dan enam pendukung tim terbang ke Cina pada 10 April 1971 lewat Hong Kong. Selama di Beijing pada 11-17 April 1971, mereka sibuk dengan pertandingan ekshibisi, berwisata ke Tembok Cina dan Istana Musim Panas, serta menyaksikan pertunjukan balet.
Kunjungan itu menjadi rintisan hubungan bilateral kedua negara. Di era Perang Dingin itu, RRC, yang masuk Blok Timur, tak punya hubungan diplomatik dengan Amerika, yang merupakan dedengkot Blok Barat.
Selanjutnya diplomasi pingpong berlanjut dengan aksi saling kunjung. Dari Amerika, kunjungan dilakukan Penasihat Keamanan Nasional Amerika Henry Kissinger pada Juli 1971. Lalu Richard Nixon menjadi Presiden Amerika pertama yang mengunjungi Cina setahun kemudian. Kedua negara akhirnya menormalisasi hubungan pada 1979.
Apa kabar Zhuang setelah insiden itu? Dari catatan The Associated Press, kariernya meluas dari olahraga hingga politik. Dia mendapat posisi di kementerian olahraga dan masuk Komite Sentral Partai Komunis Cina.
Zhuang surut seiring dengan meninggalnya Mao pada 1976. Rezim berganti, dia ditangkap dan dibuang ke Taiyuan, Provinsi Shanxi. Zhuang menjadi pelatih pingpong di sana dan baru kembali ke Beijing pada 1985. Dia lalu menikahi wanita Cina kelahiran Jepang, Sasaki Atsuko, pada 1987. Ini pernikahan keduanya setelah ia bercerai dari Bao Huiqiao, seorang pianis.
Selanjutnya, Zhuang membuka klub pingpong dan menulis buku. Pada 2008, ia didiagnosis menderita kanker usus. Karena mengalami komplikasi, ia sempat meminta disuntik mati, tapi ditolak dokter.
Akhirnya, pada Ahad dua pekan lalu, pria kelahiran 25 Agustus 1940 itu mangkat. Zhuang mengembuskan napas terakhir pada hari tahun baru Cina lalu.
Perannya dalam diplomasi pingpong terus hidup. Namanya seakan-akan terabadikan dalam prasasti berbentuk raket pingpong yang diteken mantan Presiden Amerika Jimmy Carter dan Wakil Presiden RRC Xi Jinping dalam peringatan 40 tahun kunjungan atlet pingpong Amerika ke Cina, Desember 2011.
Harun Mahbub (AP, BBC, CNN, Guardian, Reuters, The Diplomat)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo