Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INI peringatan buat para wartawan. Kedekatan dengan narasumber tidak selalu menghasilkan laporan eksklusif. Apalagi kalau narasumbernya dicurigai sebagai tokoh Al-Qaidah. Bisa-bisa malah ditahan. Itulah pengalaman Tayssir Alluni, 48 tahun, wartawan televisi Qatar, Al-Jazeera. Jumat dua pekan lalu, ia ditangkap di rumahnya dekat Granada, Spanyol Selatan, karena dicurigai membantu para tokoh Al-Qaidah pimpinan Usamah bin Ladin atas perintah Hakim Baltazar Garzon.
Menurut istri Alluni, Fatima Hamed Layasi, dalam surat penahanan disebutkan Alluni dituduh punya hubungan dengan tokoh-tokoh Al-Qaidah, dan menggunakan statusnya sebagai wartawan untuk dapat mewawancarai Usamah, Oktober 2001, tak lama setelah serangan 11 September.
Penahanan itu membuat marah bos Al-Jazeera. Menurut mereka, kedekatan dengan jaringan Al-Qaidah merupakan bagian dari tugas jurnalistik. "Semua orang bisa kenal dengan mereka yang berkaitan dengan Al-Qaidah, dan itu bukan kejahatan," ujar Pemimpin Redaksi Al-Jazeera, Ibrahim Hilal. "Baru menjadi kejahatan ketika hubungan itu digunakan untuk sesuatu yang tidak sah. Tapi tidak jadi masalah kalau digunakan dalam rangka kerja jurnalistik," ia menambahkan.
Kemarahan Al-Jazeera sangat wajar. Stasiun televisi ini telah berkali-kali jadi sasaran Washington gara-gara siaran tentang Al-Qaidah, serbuan AS ke Afganistan, dan invasi AS dan Inggris ke Irak. Bahkan pekan lalu koresponden Al-Jazeera yang lain, Atwar Bahjat, ditahan pasukan AS saat meliput ledakan di Baghdad. Al-Jazeera jadi populer karena menayangkan berita alternatif dari mainstream pemberitaan pers Barat. Belakangan, pemerintah AS menyetujui berdirinya stasiun televisi berbahasa Arab untuk menyaingi Al-Jazeera.
Penangkapan Alluni juga mengundang reaksi Komisi Hak Asasi Manusia Arab, yang menilai penangkapan tersebut sebagai serangan serius terhadap kebebasan pers. Mereka minta Spanyol minta maaf kepada Alluni dan keluarganya.
Menurut surat kabar Spanyol, El Pais, Alluni, yang lahir di Suriah tapi berkewarganegaraan Spanyol, telah diburu polisi Spanyol sejak beberapa pekan setelah serangan 11 September 2001. Pemerintah Spanyol yakin Alluni membantu Imad Eddin Barakat Yarkas alias Abu Dahdah, yang diduga pemimpin sel Al-Qaidah di Spanyol. Imad telah ditangkap 13 November lalu bersama tujuh orang lainnya. Alluni juga dicurigai membantu Mahmed Bahiah alias Abu Khalled, buron Al-Qaidah yang diperkirakan berada di Afganistan.
Tuduhan itu dibantah Fatima, istri Alluni. Menurut Fatima, suaminya dua bulan berada di Granada dan tidak tahu bahwa dia diburu. "Kalau terpaksa bersembunyi, mungkinkah dia akan melemparkan dirinya ke dalam mulut serigala? Suami saya tidak terlibat Al-Qaidah," ujar Fatima.
Menurut Al Pais, telepon Alluni telah disadap sejak ia tinggal di Granada dan bekerja untuk kantor berita Spanyol berbahasa Arab, EFE, hingga Februari 2000. Saat itulah dia kenal dengan Mohammed Zaher Asade, yang ditahan pada November 2001 karena dituduh sebagai anggota Al-Qaidah. Sel ini diduga terlibat langsung dalam persiapan serangan di AS, tapi telah dibubarkan oleh pemerintah Spanyol. Konon, Zaher-lah yang membawa Alluni ke orang-orang Al-Qaidah.
Alluni meninggalkan Spanyol pada 2000, lalu jadi wartawan Al-Jazeera. Ia meliput perang Afganistan dan menyiarkan rekaman pernyataan dan wawancara dengan Usamah. April lalu, ia meliput invasi AS dan Inggris ke Irak.
Sejak peristiwa 11 September 2001, puluhan orang telah ditahan di Spanyol. Sebagian telah dibebaskan dengan jaminan atau karena kurang bukti. Namun, Alluni tampaknya harus "bersabar" untuk tinggal di penjara karena kejaksaan Spanyol telah minta perpanjangan penahanan. Alluni diinterogasi tentang kemungkinan keterlibatannya dengan Al-Qaidah. Ancaman serius terhadap kerja jurnalistik!
Purwani Diyah Prabandari (ABC Online, WSWS, CNN, AFP)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo