Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Ditunggu: Lubuk Hati Khomeini

Pembebasan para sandera belum ada titik terang. khomeini menuntut ekstradisi. reza pahlevi. komisi pbb memulai kerjanya.

1 Maret 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SESUDAH sebentar ada titik terang, bayangan gelap kembali menyelimuti kemelut penyanderaan 49 orang Amerika. Dari rumahsakit Teheran, Ayatullah Ruhollah Khomeini telah menghimbau rakyat Iran untuk terus menuntut ekstradisi Syah Mohammad Reza Pahlevi. Pesan Khomeini yang dalam perawatan karena serangan jantung itu dipancarkan radio Teheran pekan lalu. "Kalian harus mendesak supaya penjahat Mohammad Reza Pahlevi dipulangkan dan hartanya dikembalikan ke Iran. Dan jangan berhenti sebelum kalian mencapai kemenangan," kata Khomeini. Pernyataannya ini agak mengejutkan -- jelas masih memberikan dukungan moral kepada para mahasiswa yang menyandera sejak 4 November. Padahal semula Presiden Bani Sadr -- yang baru saja diangkat Khomeini sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran -- telah mengecam kelakuan mahasiswa itu. Meskipun di dekat perbatasannya ada ancaman pasukan Uni Soviet yang setiap waktu mungkin memasuki Iran, Khomeini masih terus bersuara anti Amerika. AS merupakan musuh utama rakyat Iran, katanya. Kebetulan suara keras itu diperdengarkan menjelang kedatangan komisi PBB yang akan melakukan penyelidikan terhadap kejahatan Syah. Pemerintah AS telah merestui pembentukan komisi ini sebagai kaitan langsung dengan usaha pembebasan para sandera. Baik Presiden Bani Sadr maupun Menlu Ghotbzadeh secara tegas mengatakan bahwa masalah pembebasan para sandera sebelum berakhirnya kerja komisi, adalah sesuatu yang di luar pertimbangan. Kemudian ini dipertegas lagi oleh Khomeini bahwa pembebasan para sandera tergantung dari keputusan parlemen yang masih akan dipilih pada bulan Maret. Keputusan parlemen, jika ada mengenai soal ini, secepatnya mungkin bulan April. Pokoknya, persoalan para sandera tampaknya semakin rumit. Sebelumnya pemberitaan cukup ramai, terutama setelah dilayangkannya usul Bani Sadr -- yang telah mendapat persetujuan Khomeini -- kepada Carter, yang menimbulkan kesan bahwa pembebasan sandera hanya tinggal soal waktu (TEMPO, 23 Februari). Komisi PBB pekan ini memulai kerjanya di Teheran. Kelima anggotanya juga akan menemui para sandera, disamping menyelidiki kejahatan Syah Iran selama ini. Namun tetap jadi soal ialah siapa sebenarnya kunci penentu di Iran. Apapun yang dikatakan pemerintah Iran, kata terakhir tetap pada Ayatullah Khomeini. Tokoh revolusioner yang berusia 79 tahun itu, menurut Mohammad Heikal, wartawan kawakan Mesir, mengambil keputusan dengan selalu bersandar pada suara dari lubuk hatinya, bukan dari bahan informasi atau data yang disiapkan oleh stafnya. Keputusan semacam inilah yang rupanya ditunggu dalam usaha menyelesaikan konflik Iran-AS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus