Satu dari enam ahli bedah jantung top kedapatan dibunuh. Polisi menduga Dokter Chang dihabisi mafia Cina. INILAH kata seorang saksi mata. Dokter Victor Chang terlihat bertengkar dengan dua orang laki-laki berwajah Asia, berpakaian rapi, di jalan kawasan Mosman, dekat tempat tinggalnya. Lalu terdengar suara tembakan. Dokter ahli bedah jantung itu pun roboh, dekat mobil sport Mercedes Benz miliknya. Dua lelaki yang bertengkar dengannya segera kabur dari perumahan orang kaya di luar Sydney, Australia, itu dengan mobil. Polisi yang segera datang, Kamis pekan lalu itu, menemukan dua lubang peluru di kepala dan tubuh Chang. Barangkali peristiwa penembakan ini tak akan jadi berita besar bila Victor Chang bukan salah seorang di antara enam dokter bedah jantung top di dunia. Ia tinggal dan bekerja di Sydney, tapi pasiennya datang dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Siapa pembunuh itu? Apa pula motifnya? Sampai awal pekan ini polisi Sydney belum bisa menjawab pertanyaan itu. Tak ditemukan motif balas dendam, atau permusuhan. Dokter Chang diketahui sangat dermawan, dan ramah. Sejauh ini belum diketahui ia punya seteru. Suatu sumber yang tak disebutkan identitasnya dikutip surat kabar The Straits Times. Kata sumber itu, beberapa hari sebelum peristiwa itu, Dr. Chang pernah bercerita pada seorang rekannya bahwa ia didatangi anggota komplotan penjahat dari Daratan Cina. Salah satu operasi mereka, memperdagangkan bagian-bagian tubuh manusia untuk keperluan transplantasi. Pihak kepolisian Australia sendiri punya dugaan, Dr. Chang menjadi korban komplotan mafia Cina. Teori pertama, triad, mafia Cina itu, mungkin ingin menarik "uang keamanan" dari dokter kelahiran Shanghai, yang tentunya berpenghasilan besar itu. Korban, mungkin, menolak. Teori polisi yang kedua, triad ingin memonopoli dokter yang sibuk ini hingga Chang harus memprioritaskan mengoperasi pasien yang dikirimkan oleh mafia ini. Mungkin triad menjanjikan ongkos besar meski tentunya sebagian akan masuk kantong penjahat terorganisasi ini. Teori polisi tampaknya didasarkan atas dua hal. Pertama, karena yang bertengkar dengannya dua orang berwajah Asia. Kedua, Chang kelahiran Shanghai meski kedua orangtuanya etnis Cina warga negara Australia. Rupanya, oleh mafia Cina diharapkan ia mudah direkrut. Dan belakangan ini, menurut polisi, triad membutuhkan dana untuk menanggung mahasiswa dari Cina yang masuk Australia secara ilegal. Sebelum ia jadi dokter, Chang hidup di banyak negara. Ia menempuh pendidikan di Burma, Cina, Hong Kong, Australia, Inggris, Selandia Baru, dan Amerika Serikat. Pada 1972 ia menjadi warga negara Australia, dan bekerja sebagai ahli bedah di Rumah Sakit Prince Charles, di samping mengajar di beberapa universitas di kawasan ini. Oleh Akademi Ilmu Kesehatan Cina, ia diangkat sebagai anggota kehormatan. Chang juga diangkat sebagai profesor kehormatan pada Fakultas Kedokteran Universitas Nasional Singapura. Pada 1984, Dokter Victor Chang mendirikan National Heart Transplant Unit di RS St. Vincent, Sydney. Segera saja bagian baru rumah sakit itu laris. Daftar pasien yang akan dioperasinya panjang. Merekelah yang paling kehilangan atas kepergiannya yang mendadak. Sehari-hari Chang memang sangat sibuk karena dokter yang terkenal bertangan dingin ini sangat memperhatikan pasien (lihat Dokter Chang). Ia selalu membaca satu per satu setumpukan map yang berisi data pasien dan calon pasien. Tapi kesibukannya tak mengurangi kesabaran dan keramahannya pada pasien. Juga ia masih sempat memancing, hobinya satu-satunya. Mungkin karena itu Chang tampak enam atau tujuh tahun lebih muda dari usia sebenarnya. Di Indonesia, Dokter Chang mulai dikenal setelah kematian pasien Indonesia bernama Rudi Novianto di St. Vincent's Private Hospital, Sydney, pada Januari 1989, sebelum Chang sempat menanganinya. Deretan penggede Indonesia yang pernah ditanganinya cukup panjang: Radius Prawiro, Alamsjah Ratu Perwiranegara, Nyonya A. Kamil (besan Presiden Soeharto). ADN (Jakarta) dan Dewi Anggraeni (Melbourne)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini