Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Gerahnya kaum komunis

Keretakan di tubuh partai komunis uni soviet makin dalam. para politisi termasuk pecatur gary kaspa- rov mendirikan organisasi tandingan, gerakan re- formasi demokratis. gorbachev mendukung.

13 Juli 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gerahnya Kaum Reformis Setelah Shevardnadze membuat gerakan reformasi, konon faksi demokrasi di Rusia akan membuat partai baru pekan ini. RETAKNYA Partai Komunis Uni Soviet makin dalam, dan sebentar lagi mungkin pecah. Pekan lalu bekas menteri luar negeri Eduard Shevardnadze menolak undangan Komisi Disiplin Partai yang minta penjelasan tentang gerakan demokrasi yang dibuatnya. Shev malah menulis surat mengundurkan diri dari lembaga politik yang menguasai Soviet sejak uni ini berdiri. Ini menjadikan Gerakan Reformasi Demokratis, organisasi tandingan Partai Komunis Uni Soviet, yang pembentukannya dua minggu lalu belum jelas benar, makin positif. Tampaknya, kelompok garis keras dalam Partai melihat Gerakan Reformasi sebagai ancaman serius. Yang pasti, para pendiri gerakan itu bukan orang sembarangan. Selain Shev, ada Yakovlev, bekas penasihat dekat Gorbachev yang pernah menganjurkan diterapkannya demokrasi seperti di Amerika lalu Stanislav Shatalin, perencana reformasi ekonomi dua Wali Kota Gavriil Popov (Moskow) dan Anatoly Sobchak (Leningrad) dan tokoh populer kampiun catur Gary Kasparov. Adapun Boris Yeltsin, tokoh reformis terkuat kedua, setelah Gorbachev, memang tak ikut menandatanganinya. Tapi ia mendukung usaha ini dengan hati -hati. Bahkan, Presiden Gorbachev sendiri mendukung Gerakan ini. Kata Vitaly Ignatenko, juru bicara Presiden Uni Soviet, bosnya menafsirkan pembentukan Gerakan Reformasi sebagai sesuatu yang positif. Bila ditilik pembentukannya, katanya lagi, Gerakan ini akan memilih kooperatif ketimbang konfrontatif. Tapi Presiden Gorbachev, yang oleh Kasparov dikatakan "bisa saja keluar dari Partai Komunis dan masuk gerakan Reformasi," kata Ignatenko, akan tetap duduk sebagai Sekjen Partai Komunis Uni Soviet. Tak sulit dilihat, upaya Shev dkk. memang untuk mendukung para reformis. Gerakan yang disebutnya "bukan Marxis dan juga bukan Leninis" ini, kata Shev, untuk memberi tempat kepada kaum reformis di dalam Partai Komunis yang sudah tak betah di dalamnya. Bahasa terus terangnya, mereka ingin memecah-belah partai penguasa tunggal di negeri itu. Sejauh ini, menurut para pengamat, kelompok garis keras dalam Partai memang masih cukup kuat. Buktinya, Gorbachev masih tetap belum bisa melansir sepenuhnya konsep ekonomi pasar. Program Partai yang baru, yang konsepnya disusun dalam Kongresnya yang ke-28 tahun lalu, masih tinggal rencana. Dahulu, dalam Kongres itu dibicarakan, sebaiknya Partai Komunis Uni Soviet meninggalkan "peran tunggalnya". Juga, tentang hak pemilikan pribadi, dan dijauhkannya campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi. Dan yang baru terjadi akhir pekan lalu, kelompok garis keras mengeluarkan pernyataan agar Gorbachev mengundurkan diri dari kursi Sekjen, karena ia tak berbuat apa pun terhadap anggota Partai yang melanggar disiplin membentuk organisasi baru. Tanda-tanda itu mencemaskan kelompok reformis. Mereka bisa kalah dalam pemilihan parlemen Uni Soviet tahun depan bila Partai Komunis tetap jadi satu- satunya wadah. Bisakah Gerakan Reformasi Demokratis nanti jadi partai alternatif, memang belum bisa dijawab. Yang makin jelas adalah, kelompok reformis memang memerlukan wadah baru. Terbetik berita, Rabu pekan ini, dalam pelantikan Boris Yeltsin sebagai Presiden Republik Federasi Rusia, akan diumumkan pembentukan partai baru oleh faksi demokrasi dalam Partai Komunis Rusia. Reuters mengutip keterangan seorang penyiar Rusia yang mendapatkan informasi dari "sumber rahasia yang bisa dipercaya". Partai itu direncanakan bernama Partai Demokratik Komunis Rusia. Bila itu terjadi, satu lagi babak baru sejarah dunia dimulai: dominasi Partai Komunis di Soviet, satu induk komunisme di samping RRC, berakhir. A. Dahana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus