Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional
Cina

Berita Tempo Plus

Dukacita di Gerbang Surga

Lima belas tahun telah berlalu sejak pembantaian Tiananmen. Tragedi itu melahirkan perjuangan panjang bagi ibu-ibu di negeri Cina yang ingin menyingkap tabir rahasia di balik pembantaian terhadap putra-putrinya.

7 Juni 2004 | 00.00 WIB

Dukacita di Gerbang Surga
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BUNGA mawar tak selalu menyimbolkan romantisme di Cina—lebih-lebih saban tanggal empat Juni. Formasi empat kuntum mawar merah dan enam mawar putih yang dirangkai dalam satu buket justru menjadi pengingat yang getir bagi keluarga korban pembantaian di Tiananmen 15 tahun silam. Ding Zilin dan Jiang Peikun adalah sepasang orang tua yang terus menyimpan dukacita dari tragedi pembantaian tersebut. Di Lapangan Tiananmen (arti harfiahnya, "gerbang kedamaian surgawi") pasangan ilmuwan tersebut kehilangan Jiang Jeilian. Putra mereka itu tewas ditembak militer pada malam sebelumnya. Jeilian adalah pelajar SMA berusia 17 tahun ketika tewas dalam peristiwa berdarah tersebut.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus