Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Oasis itu Bernama Khobar

7 Juni 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AL-Khobar, 25 Juni 1996. Siang itu, kota yang terletak 600 kilometer di timur Riyadh, Arab Saudi, itu menggerakkan kegiatannya yang rutin: para tentara koalisi berangkat tugas dan kantor-kantor perusahaan minyak baru saja beroperasi. Siang yang begitu biasa dan begitu wajar tiba-tiba saja menjelma menjadi sebuah tragedi. Sebuah truk berhenti di sebelah utara kompleks. Hanya beberapa detik setelah para penumpangnya turun, sebuah ledakan bom menggelegar di luar menara pengawas bagian utara kompleks Menara Khobar. Bom itu diperkirakan berkekuatan 15 ton TNT, tetapi Satuan Tugas Downing, yang menyelidiki ledakan itu, memperkirakan kekuatannya hanya 2.500 kilogram TNT. Ketika itu 19 orang meninggal dan lainnya luka-luka, sedangkan para penyerang berhasil melesat keluar. Biro Penyelidik Federal (FBI), yang dikirim dari AS ke Khobar, menyatakan ke-13 teroris yang menyerang Khobar hari itu adalah anggota milisi Hizbullah yang dilatih dan dibiayai oleh satuan pengamanan IRGC dan MOIS Iran. Inilah kali pertama Arab Saudi "disentuh" tangan terorisme. Mengapa Khobar? Inilah salah satu pusat industri minyak Saudi, negara yang menghasilkan 5 juta barel minyak sehari, pemasok 38 persen minyak dunia, dan yang terpenting simbol kestabilan politik Timur Tengah karena kuatnya dukungan Amerika Serikat. Sejak Perang Teluk berakhir, Khobar dan Dhahran menjadi markas Angkatan Darat AS. Mereka menerima aset-aset itu dari kesatuan Harvest Falcon, Angkatan Udara Amerika seusai Perang Teluk tahun 1991, dan selanjutnya mulai memperbaiki perumahan dan membangun beberapa kompleks baru. Kompleks itu dilengkapi perimeter untuk mengawasi zona larangan terbang bagi pesawat Irak dan sebuah menara yang dikelilingi pagar kawat yang tingginya sekitar dua meter. Tetapi alat pengamanan itu toh masih punya kelemahan menghadapi serangan teroris: tidak ada kamera pengintai, sensor, atau alarm, dan hanya ada penerangan lampu sekadarnya. Pagar itu tidak pernah diganti dan diperbaiki sejak 1990. Khobar Tower dibangun oleh pemerintah Arab Saudi pada 1979 di dekat Kota Dhahran. Tetapi kawasan itu belum dibangun hingga Perang Teluk I tahun 1990. Setelah perang, tentara koalisi di Dhahran menguasai sang menara dan mulai membangun fasilitas untuk melayani tentara Amerika, Saudi, Prancis, dan Inggris. Keluarga pasukan Saudi sendiri dialokasikan di selatan kompleks dalam kamar-kamar di apartemen berlantai delapan. Sebagai "area subur minyak", Khobar menjadi sebuah "kampung kapitalisme Amerika" yang mewah karena mewakili lokasi perusahaan-perusahaan minyak multinasional. Itulah sebabnya kota ini kemudian dengan mudah menjadi sasaran empuk bagi teroris. Pembantaian yang terjadi dua pekan silam sudah jelas memperlihatkan kelompok teroris itu telah mengenali peta kompleks kawasan ini. Menurut saksi mata, mereka menyerang tiga tempat dalam waktu yang hampir bersamaan. Di Oasis, sebuah tempat peristirahatan akhir minggu di Saad Centre, mereka membekap 50 orang sandera yang kemudian dibebaskan oleh pasukan Kerajaan Saudi. Dua puluh dua orang di antaranya tewas dan tiga orang teroris berhasil menyelinap kabur. I G.G. Maha Adi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus