Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dua siswa SMP Yahudi di sekolah Yayasan United Herzlia di Cape Town, Afrika Selatan, berlutut ketika lagu kebangsaan Israel dikumandangkan selama upacara penghargaan, sebagai bentuk solidaritas mereka untuk Palestina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlutut selama kumandang lagu kebangsaan, diadopsi pada 2016 oleh bintang football NFL Colin Kaepernick sebagai protes terhadap kebrutalan polisi terhadap warga Afrika-Amerika.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beberapa orang Amerika menganggap protes atlet selama pemutaran Spangled Star Banner sebagai tidak menghormati lagu kebangsaan.
Baca: Warga Arab dan Yahudi Bersatu Tolak RUU Negara Yahudi Israel
Dalam surat yang dikirim kepada seluruh orang tua murid di sekolah tersebut, direktur pendidikan Yayasan United Herzlia, Geoff Cohen mengatakan, "Tindakan tidak pantas yang dilakukan anak laki-laki itu menunjukkan ketidaksukaan yang disengaja dan mencolok terhadap etos sekolah," dan secara publik mempermalukan United Herzlia dan mereka yang hadir, seperti dilaporkan Jerusalem Post, 17 November 2018.
Para siswa United Herzlia Schools.[United Herzlia]
Cohen mengatakan bahwa sementara dua siswa berlutut memprotes kebijakan Israel terhadap Palestina, anak-anak itu "Zionis sejak lahir," tetapi memiliki kekhawatiran dengan pemerintah saat ini.
Ketika ditanya apakah sekolah menghukum mereka karena mengekspresikan sikap politik mereka, Cohen mengatakan bahwa murid-murid itu berhak atas pendapat mereka dan bahwa sekolah mendorong perdebatan dan selalu mendorong anak-anak untuk bertanya.
Baca: Afrika Selatan: Aksi Israel di Gaza Seperti Nazi ke Kaum Yahudi
"Kami mendorong anak-anak untuk protes dan berdebat tetapi tidak untuk secara publik mempermalukan sekolah di depan rekan-rekan mereka, guru dan pejabat yang hadir," kata Cohen.
"Kami adalah sekolah Zionis yang bangga. Forum yang mereka pilih untuk protes menurut kami memalukan bagi kami dan bagi banyak orang di sana. Ada banyak forum di sekolah untuk mengekspresikan pendapat dan sudut pandang, tetapi ini bukan tempat yang cocok."
Baca: Demi Palestina, Ilmuwan Ini Serahkan Hadiah Israel untuk Mereka
Cohen mengatakan anak-anak itu telah menerima konsekuensi atas tindakan mereka, dan mengatakan konsekuensinya sangat mendidik dan tidak menghukum, tetapi tidak akan mengatakan secara khusus apa konsekuensi dari pihak sekolah.
Didirikan pada 1940, Yayasan United Herzlia memiliki lebih dari 2.000 siswa yang terdaftar di 10 sekolah di Cape Town mulai dari taman bermain hingga sekolah menengah. Menurut situs webnya, sekolah tersebut selaras dengan Yudaisme Ortodoks dan mengakui sentralitas Israel sebagai rumah yang ditakdirkan untuk orang-orang Yahudi.