Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Dulu Kota Turun ke Puing

Gempa merobohkan Kota Zerand, Iran, pada Selasa pekan lalu. Hampir 500 nyawa melayang. Ribuan lain luka-luka. Dan entah berapa ribu warga yang nasibnya masih tersaput tanda tanya.

28 Februari 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hujan yang dingin sesekali mengguyur desa-desa terpencil di pegunungan di belahan tenggara Iran. Beberapa tenda darurat tampak menggeletar dalam cahaya malam. Wajah-wajah lusuh, capai, getir, kedinginan, mengitari api unggun di luar tenda dalam hawa yang hampir membeku.

Penduduk menggali lumpur dengan tangan atau alat seadanya. Mereka menyingkirkan reruntuhan mencari sa-nak keluarga yang hilang atau sekadar mengumpulkan harta yang tersisa.

Itulah salah satu pemandangan pada malam pertama seusai gempa dahsyat berkekuatan 6,4 pada skala Richter yang merobohkan kehidupan di Kota Zerand. Di kota yang terentang dalam wilayah Provinsi Kerman ini, dingin tiba-tiba menjadi lebih dingin oleh kehancuran dalam hitungan detik. Puluhan kampung hancur. Rumah-rumah rata tanah. Yang masih berdiri tampak goyah dalam kondisi rusak berat.

Situs Aljazeera.net melaporkan hawa yang basah dan dingin merintangi regu penyelamat bergerak cepat menjangkau daerah-daerah sulit. Diperkirakan jumlah korban akan terus bertambah manakala petugas evakuasi mulai merambah desa-desa paling terpencil di sela-sela pegunungan.

Gempa yang berpusat di Zerand, Provinsi Kerman, sekitar 700 kilometer ke arah tenggara Teheran itu bak menguak luka lama. Pada 26 Desember 2003, Kerman pernah digoyang gempa yang jauh lebih dahsyat. Saat itu korban meninggal diperkirakan mencapai 31 ribu orang.

Kini jumlah yang mati "belum sampai 500 orang", namun penderitaan tetap sama pekatnya. Lebih dari 40 desa dan 30 ribu orang harus menanggung bala akibat gempa. Musibah ini merentang hingga ke wilayah Danuyeh. Daerah ini luluh-lantak—hanya menyisakan makam Sultan Seyed Ibrahim yang gagah, berkubah hijau.

Di Iran, gempa bisa melintas saban hari. Dalam goyangan halus. Atau entakan mahadahsyat yang bisa menggerdamkan kota-kota dengan seketika ke dalam debu. Seperti Zerand. Seperti Danuyeh.

Philipus Parera

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus