Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kapal Kargo Kandas di Terusan Suez

Berita internasional dalam sepekan.

27 Maret 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Foto udara kapal tanker Ever Given yang kandas di Terusan Suez, Mesir, 26 Maret 2021. Reuters/Maxar Technologies

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mesir

Kapal Kargo Kandas di Terusan Suez

EVER Given, kapal kargo berbobot 224 ribu ton, kandas di Terusan Suez dan menyebabkan jalur perdagangan internasional tersibuk di dunia itu macet. Kapal sepanjang 400 meter tersebut sedang dalam perjalanan menuju pelabuhan Rotterdam, Belanda, ketika melenceng dari jalurnya dan berakhir melintang di terusan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tidak ada laporan tentang polusi atau kerusakan kargo. Penyelidikan awal mengesampingkan kemungkinan adanya kerusakan mekanis atau mesin sebagai penyebabnya," demikian pernyataan Bernhard Schulte Shipmanagement, manajer teknis kapal itu, seperti dikutip Reuters, Jumat, 26 Maret lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Otoritas Terusan Suez (SCA) mengatakan tanker itu diduga kandas setelah dihantam badai pasir yang menyebabkan jarak pandang terganggu dan navigasi yang buruk. Upaya membebaskan tanker dengan kapal tunda akan dilanjutkan segera setelah operasi pengerukan di haluannya untuk menghilangkan 20 ribu meter kubik pasir selesai.

Macetnya lalu lintas di terusan yang menghubungkan Eropa dan Asia itu menambah masalah jalur pelayaran yang sudah terganggu oleh pandemi Covid-19. Studi yang dilakukan Allianz, perusahaan asuransi Jerman, menunjukkan kemacetan itu menyebabkan kerugian US$ 6-10 miliar atau Rp 86-144 triliun setiap pekan.


Jerman

Gelombang Ketiga Covid-19 Melanda Eropa

SEJUMLAH negara Eropa mengalami peningkatan angka kasus pandemi Covid-19 yang mendekati, sama, atau bahkan melampaui puncak kasus sebelumnya. Benua itu juga menghadapi kematian akibat Covid-19 terbanyak. Italia mencatat rekor lebih dari 106 ribu kematian, Prancis 93 ribu, Jerman 75 ribu, dan Spanyol 73 ribu.

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan varian Covid-19 B.1.1.7 yang diidentifikasi Inggris menjadi galur dominan yang beredar di negaranya dan menyebabkan "wabah baru". "Situasinya serius," kata Merkel seperti dikutip BBC, Jumat, 26 Maret lalu. "Jumlah kasus meningkat secara eksponensial dan tempat tidur perawatan intensif terisi lagi."

Merkel sempat mengumumkan rencana pembatasan ketat selama libur Paskah, yang jatuh pada 1-5 April mendatang. Bila dilakukan, hal itu akan menjadi pembatasan paling ketat di negeri tersebut. Rencana itu dipersoalkan sejumlah pemimpin regional. Seusai rapat pada Rabu, 24 Mei lalu, Merkel akhirnya membatalkan rencana tersebut.


Israel

Likud Gagal Meraih Kursi Mayoritas

Simpatisan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu dan Partai Likud, saat mengikuti penghitungan suara Pemilu Israel di Yerusalem, Israel, 24 Maret 2021. Reuters/Ronen Zvulun

ISRAEL sekali lagi mengalami kebuntuan politik setelah hasil pemilihan umum pada Selasa, 23 Maret lalu, menunjukkan koalisi partai pimpinan Likud gagal meraih suara mayoritas. Koalisi partai sayap kanan tersebut hanya meraih 52 dari 120 kursi Knesset, parlemen negeri itu, sementara kelompok oposisi menguasai 57 kursi.

Partai Likud pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu masih menjadi partai terbesar di parlemen dengan 30 kursi. Pesaing terkuatnya, Yesh Atid, pimpinan Yair Lapid, berada di posisi kedua dengan 17 kursi. Adapun 13 partai lain masing-masing meraih kurang dari 10 kursi.

Pemilihan umum keempat dalam dua tahun terakhir ini dianggap sebagai batu ujian bagi kepemimpinan Netanyahu. Ia kini juga sedang didakwa dalam kasus korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, yang semuanya dia bantah. Likud harus melobi partai lain agar masuk koalisinya untuk dapat mencapai sedikitnya 61 kursi supaya bisa membentuk pemerintahan dan Netanyahu kembali menjadi perdana menteri.

Yohanan Plesner, Presiden Israel Democracy Institute, menyebut kebuntuan ini sebagai krisis politik terburuk dalam beberapa dekade terakhir. "Tampaknya sistem politik kami sangat sulit membuat hasil yang menentukan," tuturnya kepada Al Jazeera.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus