Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Dunia Sepekan

14 September 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rusia
Militer Di Medan Perang Suriah

PASUKAN Rusia mulai ikut dalam operasi militer di Suriah untuk membantu tentara pemerintah. Hal ini dibenarkan oleh tiga sumber anonim Reuters asal Libanon yang mengetahui situasi politik dan militer di negeri yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad itu. Meski demikian, menurut salah satu sumber itu, jumlah tentara Rusia yang dikerahkan masih sedikit.

Pejabat Amerika Serikat yang tak mau disebut namanya mengatakan Rusia mengirim dua tank, kapal, dan tambahan kargo lewat udara ke Suriah dalam beberapa hari terakhir. Mereka juga mengutus personel angkatan laut dalam jumlah kecil. Menurut pejabat itu, tujuan Rusia menempatkan militernya di Suriah belum jelas. Sejauh ini, Rusia diduga berfokus menyiapkan lapangan udara di dekat pelabuhan Kota Latakia, basis kekuasaan Presiden Assad. Tidak tertutup kemungkinan lapangan udara itu akan digunakan untuk misi peperangan.

Gedung Putih terus memantau situasi ini. "Kami akan menyambut sumbangan konstruktif Rusia untuk memerangi ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah), tapi jelas kurang baik jika pihak mana pun, termasuk Rusia, mendukung rezim Assad," kata juru bicara Gedung Putih, Eric Schulz. Pasukan Assad sendiri mengalami kemunduran dalam perang saudara empat tahun di Suriah. Tentara Suriah menarik diri dari pangkalan udara utama pada Rabu pekan lalu, yang berarti tak ada lagi tentara pemerintah di Kota Idlib.

Arab Saudi
Crane Jatuh Menewaskan Jemaah Haji

Sebuah crane jatuh di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi. Otoritas Pertahanan Sipil Arab Saudi menyebutkan setidaknya 87 orang tewas dalam kejadian ini. Dua di antaranya warga negara Indonesia. Peristiwa ini juga melukai lebih dari 180 anggota jemaah lain. Alat berat tersebut jatuh karena adanya badai yang menerjang Mekah.

Reporter Al Jazeera, Hasan Patel, yang berada di lokasi, menyatakan crane roboh di lantai 3 masjid. Puluhan ambulans langsung menuju lokasi. "Yang membuat situasi lebih buruk adalah saat itu masjid sedang padat, sementara di luar gerimis turun," katanya seperti dikutip Al Jazeera tak lama setelah kejadian, Jumat pekan lalu.

Kecelakaan itu terjadi pukul 17.30 waktu setempat. Crane jatuh tak lama setelah salat asar saat jemaah haji sedang melaksanakan tawaf.

Perihal jatuhnya korban asal Indonesia telah dikonfirmasi Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal. "Dari hasil identifikasi hingga pukul 20.00 waktu setempat, ditemukan tujuh warga negara Indonesia menjadi korban, enam terluka dan satu orang meninggal," kata Iqbal melalui pesan pendek, Sabtu pekan lalu.

Iqbal mengatakan kantor daerah kerja haji di Mekah langsung mengidentifikasi korban di lokasi kejadian dan di Rumah Sakit Azyat. Dia memastikan Konsulat Jenderal RI bersama staf teknis haji di Jeddah berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk memastikan kondisi jemaah haji Indonesia yang berada di sekitar lokasi kejadian. "Atase haji dari Jeddah sudah tiba di Mekah dan segera melakukan upaya penanganan."

Pada hari yang sama, kebetulan Presiden Joko Widodo bersama rombongan baru mendarat di Jeddah untuk melakukan lawatan ke beberapa negara di Timur Tengah. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, yang turut dalam rombongan tersebut, langsung menuju Mekah untuk meninjau kondisi korban.

Jepang
Terjangan Banjir Besar

BANJIR besar melanda wilayah timur Jepang. Terjangan banjir memaksa penduduk mengungsi ke atap rumah mereka. Banjir ini disebabkan oleh topan Etau yang memicu hujan lebat.

Prefektur Ibaraki dan Tochigi, masing-masing di timur laut dan utara Tokyo, kini tak dapat dikenali. Wilayah yang menjadi korban termasuk Kota Nikko, tujuan wisata yang populer di Tochigi. "Hujan deras ini tidak pernah dihadapi sebelumnya," kata juru bicara Badan Meteorologi Jepang, Takuya Deshimaru. Setidaknya delapan orang dilaporkan hilang karena banjir dan tanah longsor, sementara 22 orang terluka akibat badai.

Di beberapa bagian Tochigi, hujan turun dengan intensitas lebih dari 50 sentimeter dalam 24 jam. Intensitas ini dua kali lipat dari hujan yang biasanya turun pada September. Sebagai perbandingan, intensitas hujan di Prefektur Fukushima yang dihantam tsunami pada 2011 lebih dari 30 sentimeter dalam 48 jam.

Kini lebih dari 170 ribu orang diungsikan. Anggota Pasukan Pertahanan Jepang mengungsikan penduduk dengan helikopter. Mereka menjemput penduduk di atap-atap rumah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus