Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Dunia Sepekan

13 April 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Irak
Ratusan Warga Yazidi Dibebaskan

Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) membebaskan lebih dari 200 wanita, anak-anak, dan orang tua dari kaum Yazidi yang ditahan saat ISIS menduduki desa sebelah barat daya Irak pada Agustus tahun lalu. Para tawanan diserahkan kepada Peshmerga, pasukan militer Kurdi, sekitar 30 kilometer sebelah barat daya Kirkuk.

Komandan pasukan Peshmerga, Rasool Omar, mengatakan belum tahu apa alasan pembebasan itu. Berdasarkan pengakuan seorang wartawan Reuters yang melihat kejadian, jumlah tawanan yang dibebaskan 216 orang, termasuk dua orang Kristen. "Beberapa kelihatan sangat lelah dan tampak bingung untuk berbicara," kata wartawan itu, seperti dilansir Reuters, Rabu pekan lalu.

Mereka ditahan di Mosul sejak permukiman mereka diserang milisi ISIS tahun lalu. ISIS merampas beberapa rumah mereka dan membiarkan sebagian dari mereka mati kelaparan. Mereka juga dikepung dan dikurung di Gunung Sinjar, Irak utara. Banyak perempuan muda Yazidi ditangkap untuk dijadikan "pengantin" perang atau budak seks.

Seorang wanita tua yang meminta tak disebutkan namanya mengatakan ia telah memberi tahu anak laki-laki dan dua anak perempuannya agar melarikan diri saat ISIS mengepung permukiman mereka. Ia sadar kondisinya yang sakit dan lemah akan memperlambat pelarian mereka. "Saya telah kehilangan harapan untuk melihat anak saya lagi, tapi hari ini hal itu telah terjadi," ujarnya saat mereka berpelukan.

Sejauh ini belum ada penjelasan apa yang menyebabkan ISIS melepaskan tawanan. Qassim Hussein Burgez, pemimpin Yazidi, berspekulasi hal itu terjadi karena kebanyakan dari tawanan sudah sangat lemah dan tak berdaya.

Iran
Kapal Perang Iran Ke Yaman

IRAN mengerahkan kapal perangnya di dekat Yaman saat konfrontasi antara koalisi militer gabungan bentukan Arab Saudi dan pemberontak Houthi berlangsung kian sengit. Pengiriman kapal ini dilaporkan sebagai keterlibatan terang-terangan Teheran sejak kampanye udara pimpinan Arab Saudi dimulai dua minggu lalu. Pemberontak Al-Houthi diduga telah menerima bantuan dari Iran, tapi pemerintah Iran selalu membantah tudingan ini.

Arab Saudi dan negara-negara Arab hingga pekan lalu menggencarkan serangan udara dan blokade laut di Yaman. Langkah ini sebagai bagian dari kampanye melawan kaum Houthi, yang mengambil alih hampir seluruh wilayah Yaman dan memaksa Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi kabur ke Riyadh.

Mengutip Press TV, lembaga pemberitaan milik pemerintah Iran, Los Angeles Times melaporkan misi kapal perang itu adalah menjaga rute angkatan laut Iran. Yaman merupakan negara yang berada di wilayah strategis sebagai jalur utama pengiriman minyak.

Marsekal Habibollah Sayyari mengatakan pengiriman kapal perusak Alborz dan Busher dari Bandar Abbas itu merupakan misi Iran melawan kaum perompak. "Kapal Iran akan berpatroli di Teluk Aden, Yaman selatan, dan Laut Merah," kata Sayyari, Rabu pekan lalu.

Juru bicara koalisi militer gabungan pimpinan Arab Saudi, Brigadir Jenderal Ahmed Asiri, mengatakan Iran memiliki hak untuk mengirimkan kapalnya ke perairan internasional. Namun ia memastikan kapal-kapal itu tak akan diizinkan memasuki wilayah perairan Yaman.

Prancis
Diadili, Senator Bunuh Diri

SEORANG senator Prancis dan mantan Wali Kota Tours di Prancis tengah ditemukan tewas bunuh diri sebelum diadili. Jean Germain, senator berusia 67 tahun itu, diadili dalam kasus korupsi karena diduga mengambil keuntungan dari kegiatan wisata untuk turis Cina, yang memungkinkan para turis ini menggelar upacara pernikahan di tempat-tempat bersejarah di Prancis.

Para pejabat mengatakan proyek pariwisata untuk para wisatawan Cina itu dijalankan ketika Germain menjabat Wali Kota Tours. Senator yang dekat dengan Presiden Prancis Francois Hollande itu ditemukan tewas di garasi samping rumahnya beberapa saat sebelum sidang kasusnya dimulai.

"Pada pukul 9 pagi, tetangga mendengar suara yang mencurigakan. Sepertinya bunuh diri dengan senapan berburu," kata jaksa Jean-Luc Beck, seperti dilansir Global Times, Rabu pekan lalu. Germain meninggalkan catatan bunuh diri yang menyebutkan dia sedang dituntut untuk alasan politik dan menyatakan tidak bersalah.

Secara keseluruhan, proyek dalam kasus itu menghabiskan dana US$ 815 ribu, termasuk pengeluaran puluhan ribu dolar untuk mendirikan ruang pamer di Shanghai World Expo pada 2010 dan pengiriman sejumlah delegasi ke Cina. Germain didakwa menyalahgunakan dana publik, meskipun jaksa tidak mendakwa sang senator mendapatkan keuntungan pribadi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus