Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Elon Musk, miliarder sekaligus kepala Departemen Efisiensi Pemerintah Amerika Serikat (DOGE) yang baru didirikan, mengatakan pada Senin bahwa Presiden Donald Trump telah setuju untuk menutup Badan Pembangunan Internasional AS (USAID).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dia [Trump] setuju agar kami harus menutupnya," kata Musk dalam diskusi langsung di X, seraya menambahkan bahwa "apa yang kami miliki [di USAID] hanyalah sekumpulan cacing. Tidak ada harapan."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kendati demikian, baik Trump maupun Gedung Putih belum mengkonfirmasi klaim tersebut.
Pada 2 Februari, Musk menyebut USAID sebagai "organisasi kriminal" yang "harus musnah." Dalam posting terpisah di X, ia menggambarkan lembaga tersebut sebagai "sarang kaum Marxis sayap kiri radikal yang membenci Amerika."
Gedung Putih bulan lalu mengumumkan bahwa Trump telah menandatangani perintah eksekutif yang menangguhkan bantuan pembangunan ke negara lain selama 90 hari untuk menilai apakah program tersebut konsisten dengan kebijakan luar negeri AS.
Klaim itu menyusul laporan bahwa dua pejabat tinggi keamanan di USAID dipaksa cuti administratif setelah menolak memberikan akses ke personel DOGE di bawah pengawasan Musk.
Menurut CNN, personel DOGE berusaha mengakses sistem keamanan, file personel, dan informasi rahasia di markas USAID di Washington, DC, pada Sabtu malam tetapi dihentikan. Dua sumber mengatakan personel DOGE mengancam akan memanggil Marsekal AS untuk masuk.
Direktur Keamanan USAID John Voorhees dan wakilnya termasuk di antara puluhan pejabat yang dilaporkan dipaksa cuti.
Menyusul laporan itu, Musk menuduh USAID sebagai "organisasi kriminal," menulis di X bahwa sudah waktunya untuk mati." Dia juga menyebut lembaga itu "jahat" dan "sarang ular berbisa Marxis kiri radikal yang membenci Amerika."
Pada Sabtu, situs web USAID offline, dan akun resmi X dan Instagram dihapus.
Tindakan baru-baru ini terhadap USAID terjadi setelah Trump mengeluarkan perintah eksekutif bulan lalu yang menghentikan semua bantuan asing selama 90 hari.
Pada 30 Januari, Menteri Luar Negeri Marco Rubio menyetujui pengecualian untuk "bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa."
Sekitar 60 pejabat senior USAID dilaporkan cuti pekan lalu atas tuduhan bahwa mereka berusaha untuk melewati perintah eksekutif tentang bantuan asing.
Pada tahun fiskal 2023, USAID mengelola lebih dari US$40 miliar dalam pengeluaran federal—kurang dari 1% dari total anggaran federal—yang mendanai proyek bantuan di sekitar 130 negara, termasuk Ukraina, Ethiopia, Yordania, Republik Demokratik Kongo, Somalia, Sudan Selatan, dan Suriah.
USAID, sebuah badan independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang Kongres AS, mengelola anggaran sebesar US$42,8 miliar yang ditujukan untuk bantuan kemanusiaan dan bantuan pembangunan di seluruh dunia.
Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat mengatakan perubahan tersebut tampaknya melanggar undang-undang AS yang membentuk USAID dan mendanainya sebagai lembaga terpisah.
Dua staf senior di Senat dari Partai Demokrat mengatakan para anggota parlemen dan staf telah bertemu pada Ahad dan akan bertemu lagi pada Senin 3 Februari 2025 untuk mempertimbangkan langkah-langkah lebih lanjut, termasuk tindakan hukum.
Pilihan Editor: Memanas, Elon Musk Tuding USAID sebagai Organisasi Kriminal