Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan mengatakan Turki sudah lama ingin membuka kedutaannya untuk Palestina di Yerusalem Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berbicara di hadapan anggota partai pendukungnya pada Minggu, 17 Desember 2017, Erdogan mengatakan, rencana membuka kedutaan Turki untuk Palestina di Yerusalem Timur sudah lama. Tapi Turki belum dapat membukanya karena Yerusalem saat ini berada di bawah pendudukan.
Baca: Lebanon Ingin Buka Kedutaan Besar di Yerusalem Timur
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tapi insyaallah, dengan izin Tuhan, kita kini bisa membuka kedutaan kita di Yerusalem Timur," kata Erdogan seperti yang dilansir CNN pada 18 Desember 2017.
Pidato Erdogan muncul setelah sebuah pertemuan darurat dari 57 anggota Organisasi Kerjasama Islam pekan lalu yang sepakat mengakui Yerusalem Timur sebagai ibukota Palestina.
Baca: Sejumlah Negara Akan Buka Kantor Kedutaan di Yerusalem Timur
Keputusan tersebut datang sebagai tanggapan atas janji Presiden AS Donald Trump untuk memindahkan kedutaan Washington dari Tel Aviv ke Yerusalem, dan mengakui kota suci itu sebagai ibukota Israel.
Yerusalem, yang disucikan oleh umat Yahudi, Kristen dan Muslim menjadi rumah bagi situs-situs suci agama-agama Abraham tersebut.
Yerusalem Timur diduduki Israel setelah menguasai wilayah tersebut dalam perang 1967 dan tindakan tersebut tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Baca: 5 Fakta Penting Tentang Yerusalem
Kedutaan asing di Israel, termasuk Turki, berada di Tel Aviv yang mencerminkan status Yerusalem yang belum terselesaikan.Turki juga memiliki konsulat di Baitulmaqdis. Ankara memiliki hubungan diplomatik yang penuh dengan Israel dan seperti negara lain, memiliki kedutaan di Tel Aviv.