Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) memberinya kesempatan untuk menyampaikan pesan perdamaian sebelum pertandingan final Piala Dunia dilangsungkan pada Minggu 18 Desember 2022, menurut laporan CNN, Jumat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, penyelenggara Piala Dunia itu menolak permintaan Zelensky untuk menyampaikan pesan.
Laporan itu menyebutkan bahwa Zelensky ingin tampil melalui saluran video sebelum pertandingan babak final antara Argentina dan juara bertahan Prancis dimulai di Stadion Lusail, Doha.
Pertandingan puncak tersebut diperkirakan akan disaksikan oleh ratusan juta orang di berbagai belahan dunia. Tim Rusia dilarang tampil di Piala Dunia setelah invasi ke Ukraina, sedangkan skuad Ukraina gagal lolos kualifikasi.
Zelensky tampaknya tidak akan mendapat kesempatan seperti yang ia harapkan mengingat badan pengendali sepak bola internasional itu memiliki aturan untuk mencegah Piala Dunia diwarnai pesan-pesan politik.
Presiden Ukraina itu telah berulang kali memohon perdamaian dan bantuan di panggung dunia pada acara pemerintah dan budaya. Termasuk dalam sidang parlemen Israel, Knesset, kunjungan sidang anggota parlemen AS, Penghargaan Grammy, Festival Film Cannes, dan KTT G20.
FIFA telah berusaha untuk menjauhkan politik dari Piala Dunia, dan mendapat kecaman keras karena mengadakan turnamen di Qatar. Sebab, perlakuan negara Teluk itu terhadap komunitas LGBTQ dan pekerja migran, di antara masalah lainnya. Homoseksualitas adalah ilegal di Qatar.
Qatar melarang pemain mengenakan ban lengan anti-diskriminasi bertema pelangi dan melarang penggemar menampilkan bendera selain bendera tim yang sedang bermain dan pesan politik lainnya.
Namun, penyelenggara membuat pengecualian untuk bendera Palestina, yang ditampilkan secara mencolok selama pertandingan. Otoritas Qatar juga mengesampingkan kematian pekerja migran dan melarang alkohol sepanjang kompetisi.
Rusia pada Jumat melancarkan serangan lebih dari 70 peluru kendali ke Ukraina, yang menjadi serangan terbesar yang dilakukannya sejak awal perang. Pemerintah Ukraina, sementara itu, mengeluarkan peringatan bahwa Moskow sudah berencana untuk melakukan serangan habis-habisan tahun depan.
CNN | REUTERS