Hadiah Nobel Ekonomi dimenangkan oleh teori 50 tahun lalu, yang secara tak langsung meramalkan sosialisme pasti ambruk. LEBIH dari 50 tahun lalu, ekonomi sosialis sebenarnya sudah diramalkan akan bangkrut. Profesor Ronald Coase, 81 tahun, waktu itu menyusun teori tentang perusahaan dan pasar. Secara tak langsung, sebenarnya teori itu mengatakan, tanpa pasar bebas, suatu sistem ekonomi akan gagal. Pekan lalu, Coase dinyatakan sebagai pemenang Hadiah Nobel Ekonomi. Salah satu pertimbangannya, yaitu tadi, teori Coase menjelaskan dengan pas mengapa ekonomi sosialis gagal. Ekonom kelahiran Inggris itu, yang mengajar di University of Chicago, AS, sebenarnya bukan secara sengaja mengaitkan teorinya dan keruntuhan ekonomi sosialis. Ia mengembangkan teorinya pada 1937, dalam dasawarsa ketika komunisme sedang naik daun. Dengan demikian, karyanya sama sekali tak menyinggung masalah krisis sistem sosialis. Tapi eloknya, 50 tahun kemudian, karena tak menganut teori yang diajukan Profesor Coase itulah hampir semua rezim sosialis mengalami kebangkrutan. Dalam teorinya itu, Coase mencoba menerangkan bagaimana hak-hak atas properti dan berbagai biaya manajemen punya dampak pada sistem perekonomian secara menyeluruh. Ia menerangkan mengapa perusahaan-perusahaan pada umumnya berusia panjang. Pada dasarnya, ia mengatakan, keterkaitan antara pasar dan korporasi memelihara eksistensi masing-masing. Korporasi, katanya, bukanlah sekadar perkumpulan orang dan mesin. Tapi suatu jaringan yang berkembang berdasarkan perjanjian. Dalam pertimbangannya untuk menghadiahkan US$ 1 juta kepada Coase, seorang anggota Akademi Nobel antara lain mengatakan dengan nada menyayangkan, "Diperlukan waktu cukup panjang, karena sistem pendekatannya, untuk menerima teori Coase." Padahal, katanya lagi, sumbangannya adalah hasil dari kerja riset metodologis di mana setiap segmen dari penemuannya ditambahkan secara berangsur-angsur kepada segmen berikutnya, dan itu menelan waktu bertahun-tahun. Dikatakan pula oleh Akademi Nobel bahwa, sampai saat ini, para analis dasar ekonomi tak berusaha menerangkan struktur institusional ekonomi. Keberadaan perusahaan-perusahaan, variasi kontrak-kontrak bisnis, hukum dan aturan-aturan yang mengatur perdagangan diterima begitu saja sebagai fakta, dan bukan sebagai obyek studi. Dengan demikian, karya Profesor Coase membuka cakrawala baru di bidang ekonomi, yang akibatnya kelihatan nyata. Profesor Coase sedang berlibur di Khartago, Tunisia, ketika tersebar kabar bahwa dirinya sebagai penerima hadiah. "Ini benar-benar kejutan," katanya kepada wartawan kantor berita Reuters yang mewawancarainya. Tadinya, katanya lagi dengan merendah, ia tak mengharapkan kejutan itu diterimanya selagi ia masih hidup, karena ia menduga, "Teori saya baru akan dipahami pentingnya setelah saya mati." "Itu bukti bahwa orang tak menyalahkan teori saya.... Hanya saja, mereka tak menganggapnya penting. Sekarang, dengan terjadinya transformasi di Uni Soviet dan Eropa Timur, orang lalu mengatakan, 'Ya, itu penting'," kata Coase, yang ternyata belum menyandang doktor ini. Coase mengingatkan satu hal. Bagi orang Barat yang terbiasa dengan kehidupan ekonomi kapitalis, mudah saja untuk mengatakan kepada Eropa Timur dan Uni Soviet, "Ciptakanlah pasar," maka segalanya akan beres. Padahal, sebelum ada pasar, perlu diciptakan dulu segala institusinya. Profesor Coase, yang pernah mengajar di London School of Economics, adalah orang ke-62 di University of Chicago yang memperoleh salah satu hadiah terhormat tersebut. Ia menetap di Amerika sejak tahu 1931. ADN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini