Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Gempa Besar Nepal Terjadi ketika Korban Tidur, Terburuk dalam 8 Tahun

Gempa terburuk di Nepal dalam delapan tahun terakhir sebabkan 157 korban teas dan 250 orang luka-luka.

5 November 2023 | 15.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga para korban gempa terburuk di Nepal dalam delapan tahun terakhir menangis tersedu-sedu sambil duduk bersama jenazah orang-orang terkasih ketika tim penyelamat mencari korban yang masih terjebak di reruntuhan bangunan, Minggu, 5 November 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengelilingi sekitar 10 jenazah yang diselimuti kain putih di dalam tenda terpal, para kerabat menyiapkan karangan bunga marigold untuk upacara kremasi Hindu di kemudian hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baljit Mahar, 32 tahun, duduk bersila di dekat jenazah putranya yang berusia tujuh tahun, salah satu dari 157 orang yang tewas dalam gempa Jumat malam di bagian barat negara Himalaya itu, menurut hitungan terbaru pihak berwenang, bersama dengan sekitar 250 korban luka-uka.
 
“Kami tidak dapat menyelamatkannya, sementara enam anggota keluarga lainnya dapat segera keluar setelah gempa mengejutkan kami dari tidur kami,” kata Mahar kepada Reuters di desa terpencil Chiuri di distrik Jajarkot yang berbukit.

Dia menarik mayat itu dari reruntuhan rumah satu lantai yang terbuat dari lumpur dan batu.

Pusat Seismologi Nasional Nepal mengatakan gempa tersebut berkekuatan 6,4, sedangkan Survei Geologi Amerika Serikat memperkirakan gempa berkekuatan 5,6.
 
Gempa tersebut adalah yang paling mematikan di negara ini sejak 2015, ketika sekitar 9.000 orang tewas akibat dua gempa yang menghancurkan seluruh kota dan kuil-kuil berusia berabad-abad serta lebih dari satu juta rumah.

Setelah gempa hari Jumat, ribuan bangunan di Jajarkot dan distrik Rukum Barat yang berdekatan telah runtuh atau retak sehingga tidak dapat dihuni.

“Semua barang dan pakaian saya ada di bawah puing-puing,” kata Mahar. "Aku dibiarkan tanpa apa pun."
 
Juru bicara Kepolisian Nepal Kuber Kadayat mengatakan pihak berwenang akan terus mencari korban selamat, kemudian segera memberikan bantuan dan rehabilitasi bagi keluarga yang terkena dampak. Pemerintah merawat korban luka secara gratis.

Para penyintas mengatakan mereka mendengar suara keras bangunan yang runtuh segera setelah gempa terjadi.

“Ada gumpalan debu yang besar dan kami bahkan tidak bisa bernapas lega atau melihat apa pun,” kata Shanta Bahadur B.K., yang mengawasi jenazah enam anggota keluarganya. Ibunya dirawat karena luka-lukanya di rumah sakit di kota terdekat, Nepalgunj.

“Saya terkejut kehilangan hampir seluruh anggota keluarga saya,” kata pria berusia 41 tahun yang bertani millet dan jagung. “Ini adalah rasa sakit yang tak tertahankan, tapi saya harus menghadapi dan menanggungnya. Apa yang harus saya lakukan?”

Para kerabat akan menggunakan satu tempat kremasi di kawasan itu, kata B.K, “tetapi kami akan mengadakan upacara kremasi terpisah sesuai dengan tradisi dan budaya kami.”

REUTERS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus