Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - KBRI Ankara menyatakan seoarang WNI menjadi korban tewas dalam peristiwa gempa Turki. Sedangkan dua WNI yang bekerja sebagai spa therapist dan berstatus “belum bisa dihubungi” di Dyarbakir, masih dalam pelacakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun satu WNI dan dua anaknya di Hatay, yang sempat dinyatakan belum bisa dihubungi, sudah ditemukan dan dalam keadaan selamat, demikian siaran pers KBRI Ankara, Rabu, 8 Februari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tewasnya WNI asal Bali bernama Nia Marlinda dipastikan oleh KBRI pada Rabu pagi. Ia ditemukan di bawah reruntuhan di Kahramanmaras, bersama suami, yang berkewarganegaraan Turki, dan anak mereka yang baru berumur 1 tahun.
Tim KBRI Ankara yang dipimpin Duta Besar RI untuk Turki Lalu M. Iqbal sudah melakukan evakuasi WNI dari 4 titik paling terdampak gempa. Jumlah yang dievakuasi sebanyak 123 orang dari target semula 104 orang. Iku dievakuasi dua warga Malaysia dan satu warga Myanmar.
Pemindahan WNI itu menempuh waktu 17 jam dan melalui cuaca ekstrem dengan suhu 4 sampai -7 derajat celcius.
"Kondisi lapangan terutama di wilayah paling terdampak, di Hatay, banyak yang belum tersentuh. Ini karena luasnya area gempa yang meliputi 10 provinsi dan magnitudo kerusakan gempa," kata KBRI Ankara dalam keterangannya pada Rabu.
KBRI Ankara mengatakan proses evakuasi di Provinsi Kahramanmaras dan Gaziantep relatif telah tertangani.
Namun, masih banyak bangunan runtuh di Kahramanmaras dan Gaziantep yang belum tersentuh dan jalan-jalan di provinsi tersebut banyak yang terhalang bangunan dan tidak dapat dilalui. Sebenarnya banyak perusahaan penyewaan crane di kedua wilayah tersebut, namun banyak pula operator yang turut menjadi korban, kata KBRI.
Lebih lanjut KBRI Ankara menjelaskan bahwa bandara di Provinsi Gaziantep, Kahramanmaras dan Bandara Adana akan digunakan untuk bantuan kemanusiaan.
Menurut informasi dari Kementerian Luar Negeri Turki dan Kedutaan Besar Turki di Jakarta, Pemerintah Turki akan mempermudah perizinan masuk bagi wartawan asing dan bantuan kemanusiaan karena negara itu sedang memerlukan lebih banyak bantuan untuk mempercepat evakuasi para korban gempa.
Kondisi cuaca di wilayah terdampak gempa dapat mencapai minus 10 derajat Celsius dan diperlukan perlengkapan seperti jaket gunung serta sepatu anti air, katanya.
Selain itu, masih ada sejumlah hotel yang tersedia dan bangunan yang dibangun setelah 2018 relatif tahan gempa, menurut Kemenlu Turki.
Disebutkan pula bahwa mobilitas kendaraan terkendala antrean panjang di pompa bensin.
Bagi WNI di Turki yang memerlukan informasi lebih lanjut, KBRI Ankara dapat dihubungi pada nomor hotline +90 532 135 22 98.
Pilihan editor: WNI Asal Bali, Suami dan Bayinya Jadi Korban Gempa Turki
DANIEL A FAJRI | ANTARA