Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 1.000 musisi Swedia, termasuk Robyn dan Fever Ray, mengimbau Persatuan Siaran Eropa (EBU) mengeluarkan Israel dari Kontes Lagu Eurovision akibat serangan brutal terhadap warga Palestina di Gaza sejak 7 Oktober.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Final kompetisi Eurovision 2024 akan berlangsung di Kota Malmö, Swedia pada 11 Mei.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam sebuah surat terbuka yang disiarkan surat kabar Swedia Aftonbladet pada Senin, kumpulan artis dari negara tuan rumah Swedia menyatakan harapan bahwa pihak penyelenggara konsisten terhadap negara-negara yang melanggar nilai-nilai demokrasi dan hak azasi manusia.
Melihat fakta bahwa Rusia dilarang dalam kompetisi itu pada 2022 akibat invasinya di Ukraina, lebih dari 1.000 musisi menandatangani petisi yang menekankan bahwa hal sama juga harus diterapkan kepada Israel.
Surat yang ditujukan kepada European Broadcasting Union (EBU), pemilik dan operator Eurovision, menyatakan, “Fakta bahwa negara-negara yang menempatkan diri mereka di atas hukum humaniter dipersilakan untuk berpartisipasi dalam acara kebudayaan internasional, meremehkan pelanggaran hukum internasional dan membuat penderitaan para korban menjadi tidak berarti."
Israel melancarkan serangan membabi buta di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan setidaknya 26.636 orang Palestina dan melukai 65.387 lainnya. Sementara Israel meyakini bahwa hampir 1.140 warganya tewas akibat serangan Hamas tersebut.
Serangan Israel menyebabkan 85 persen dari populasi Gaza terpaksa menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen dari infrastruktur daerah kantong tersebut rusak atau hancur.
Mahkamah Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (ICJ) di Den Haag juga meminta para pemimpin Israel untuk mencegah tindakan genosida yang dilakukan pasukan militer di Jalur Gaza.
Menyusul kedua surat tersebut, Sveriges Television (SVT), lembaga penyiaran publik Swedia untuk Eurovision 2024, mengeluarkan pernyataan berikut:
“Partisipasi Israel dalam Kontes Lagu Eurovision menuai perdebatan dan saat ini sejumlah artis Swedia meminta EBU untuk membatalkan partisipasi Israel dalam Kontes Lagu Eurovision 2024.”
“Merupakan keputusan EBU yang mana lembaga penyiaran publik dapat mengambil bagian dalam acara tersebut, dan sebagai penyiar tuan rumah, SVT mengikuti keputusan EBU.”
“Penderitaan kemanusiaan dalam konflik yang sangat kompleks ini sangatlah menyedihkan. Tidak ada seorang pun yang tidak terpengaruh oleh situasi saat ini di Gaza, atau oleh serangan Hamas di Israel. Kami juga prihatin dengan perkembangan ini. Kami memahami dan menghormati bahwa sekelompok orang ingin agar suaranya didengar.”
“Sebagai tuan rumah penyiaran, SVT terus berdialog dengan EBU mengenai tantangan dalam memproduksi produksi TV terbesar di Eropa pada saat terjadi perang. Kami merasa rendah hati dengan tugas ini dan berupaya memastikan proyek ini dapat dilaksanakan sebaik mungkin, dengan visi menyatukan musik.”
Surat tersebut menyusul kampanye serupa yang dipelopori oleh seniman Finlandia dan Islandia, yang berpendapat bahwa “sebuah negara yang melakukan kejahatan perang dan terus melakukan pendudukan militer tidak boleh dibiarkan memoles citranya atas nama musik.”
Sebagai respon atas imbauan tersebut, EBU kemudian menyatakan tidak akan mengeluarkan Israel dari kompetisi itu karena menginginkan status kompetisi tersebut sebagai event non-politik yang bertujuan menyatukan penonton dari seluruh dunia melalui musik.
Uni Penyiaran Eropa melarang Rusia ikut serta dalam Kontes Lagu Eurovision 2022, dengan mengatakan, “mengingat krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya di Ukraina, masuknya perwakilan Rusia dalam Kontes Lagu Eurovision tahun ini akan membawa reputasi buruk pada kompetisi tersebut.”
Pada saat yang sama, EBU menyebut dirinya sebagai “organisasi anggota lembaga penyiaran yang apolitis dan berkomitmen menjunjung tinggi nilai-nilai pelayanan publik.” Belarusia juga dilarang tampil karena pelanggaran kebebasan pers pada tahun sebelumnya.
Pilihan Editor: Eurovision Israel Digelar di Bekas Desa Palestina yang Terusir
ANTARA | PITCHFORK