Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Glasnost terus menggelinding

Partai persatuan demokrasi, partai tak resmi di soviet yang dipimpin sergei grigoryants, mensponsori demonstrasi anti-partai komunis uni soviet. pemrotes hanya dijatuhi hukuman ringan.

25 Maret 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEBERANIAN orang Soviet mengkritik pemerintahnya memang makin nyata. Setidaknya sampai Minggu pekan lalu, ketika sekitar seribu orang melakukan demontrasi di Moskow. Mereka meneriakkan slogan-slogan anti-Partai Komunis Uni Soviet. Bahkan sejumlah demonstrasi merobek kertas-kertas yang berisikan peraturan Partai. Aksi ini diponsori oleh Partai Persatuan Demokrasi -- partai tak resmi yang dibentuk oleh sejumlah orang yang menghendaki hapusnya sitem partai tunggal, Mei tahun lalu. Polisi tak tinggal diam. Sekitir 40 oring yang merobek-robek peraturan Partai ditangkap. Dan Sergei Grigoryants, pemimpin rediksi buletin non-pemerintah, Glasnost, pun ditahan dengan tuduhan terlibat dalam demontrasi ilegal dan menerikkan yel-yel yang menyerang Partai. Itu berarti bibit-bibit kebebasan menyatakan pendapat yang disebarkan oleh Mikhail Gorbachev ternyata bersemi. Buletin Glasnost itu, misalnya, didirikan awal Juli 1987 lalu oleh para pembangkang yang dibebaskan dari penjara oleh Gorbachev. Meski media tersebut tak mendapat izin dari pemerintah, tak ada pula tindakan menutup atau menangkap redaksinya. Padahal, Glasnost dijual terang-terangan -- "Ini memang bukan koran gelap," kata Grigoryants ketika itu. Dan di kantor buletin itulah gagasan partai baru, yang kemudian dinamakan Partai Persatuan Demokrasi, dilahirkan. Partai ini menuntut diubahnya sisten partai tunggal, dicabutnya sensor pers, dan diizinkannya organisasi buruh bebas. Partai ilegal ini pun tampaknya dibiarkan saja oleh yang berwenang. Memang, rapat Partai Mei tahun lalu sempat digerebek polisi. Beberapa orang ditahan, termasuk 4 redaksi Glasnost. Tapi kabarnya tak lama kemudian mereka dibebaskan lagi. Akibatnya, kelompok-kelompok yang memperjuangkan kebebasan menyatakan pendapat dan adanya multipartai makin banyak saja. Buletin Glasnost menjadi pusat lalu lintas ide-ide: ke sinilah biasanya pendapat-pendapat dikirimkan dan kemudian disebarluaskan. Sebagaimana ketika aktivis Partai Persatuan Demokrasi ditahan, mereka yang ditangkap sehubungan terlibat demontrasi pekan lalu pun hanya dijatuhi hukuman ringan. Hukuman terberat dari 40 yang dituduh merobek-robek peraturan Partai Komunis hanyalah penjara 10 hari atau denda. Bahkan Grigoryants hanya kena 10 hari plus denda 150 rubel, senilai sekitar US$ 225. Ini tentu bukan hukuman pertama baginya. Tahun lalu, ketika kerusuhan antara warga Armenia dan Azerbeijan meledak, pimpinan redaksi Glasnost ini dijatuhi hukuman kurungan sebulan, karena menyimpan dokumen rahasia tentang ketegangan etnis di Negara Bagian Trankaukasia. Di zaman sebelum Gorbachev, Gregoryants dan lain-lain itu tentulah sudah dikirimkan ke kamp kerja paksa. Tampaknya politik keterbukaan (glasnost) Gorbachev selama ini menggelinding terus. Cuma, sehubungan dengan pemilihan parlemen kini -- pemilihan yang sangat bernapaskan glasnost -- banyak yang menduga Gorbachev bakal terdepak. Kata kritik, upaya pendemokrasian sebuah masyarakat yang masih tetap berada dalam sistem komunisme tak akan lama usianya. Kecuali komunisme berubah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus