GLASNOST memang bukan sekadar nama. Kebijaksanaan yang dilancarkan Mikhail Gorbachev ini telah mencetuskan aneka rupa "kebebasan", yang akhil akhir ini terlihat menonjol dalam dunia pers. Media pemerintah - semua penerbitan di sana milik negara - menjadi lebih informatif, misalnya dengan membeberkan kecelakaan reaktor nuklir Chernobyl secara terinci. Atau menyerang praktek korupsi dan inefisiensi aparat pemerintah, sesuatu yang dulu sangat tabu untuk disinggung-singgung. Namun, dampak penerapan glasnost yang paling berani terjadi awal bulan ini ketika muncul majalah independen - mungkin pertama untuk kelasnya - di Uni Soviet. Diterbitkan oleh sekelompok pembangkang yang baru-baru ini dibebaskan Gorbachev, majalah itu diberi nama Glasnost. "Ini sama sekali bukan penerbitan Samidat (bawah tanah), karena segala kegiatan dilakukan secara terang-terangan," kata Sergei Grioryants, salah seorang pengasuhnya. Majalah baru ini akan terbit tiga kali sebuian, masih kalah dari mingguan Ogonyok, yang juga cukup maju dan berani dalam seleksi beritanya. Walaupun belum mendapat izin resmi dari pemerintah, toh edisi pertama Glasnost antara lain memuat terjemahan wawancara tokoh pembangkang ternama Andre Sakharov dengan media asing -- telah beredar. Konon, permohonan izin resmi telah diajukan, tapi belum ada jawaban dari Mosko. Sekalipun begitu, aparat keamanan tidak menghalangi acara jumpa pers yang diselenggarakan pengasuh majalah itu belum lama berselang. Banyak wartawan asing muncul di sana. Penerbit Glasnost juga telah mendirikan "Press Club" yang direncanakan sebagas ajang bebas, khusus trendiskusikan berbagai masalah sosial. oh para pengasuh Glasnost mengakui, masih adanya hal-hal yang tabu untuk dibicarakan: KGB dan masalah nasionalitas, misalnya. Majalah Glasnost, kabarnya, hanya akan memilih topik-topik yang hanya mendapat porsi kecil dalam liputan media resmi. Tak jelas sampai berapa jauh media independen ini berani membongkar segala kebobrokan di masyarakat, yang sejak dulu rapi disembunyikan. Beberapa nomor perkenalan Glasnost akan dibagikan secara gratis--tak ubahnya di negara kapitalis. Laba rugi juga belum diperhitungkan. Hal ini berlangsung sampai izin kontrak dengan koperasi percetakan (milik negara) ditandatangani. Sementara itu, media Uni Soviet masih disibukkan oleh berita peradilan terhadap diri para pejabat yang terlibat dalam kecelakaan nuklir Chernobyl, April tahun silam. Sejak terjadinya kecelakaan yang menelan 31 korban jiwa ini, pers Uni Soviet telah memberitakan informasi maksimal tentang musibah itu. Kremlin sebelumnya bahkan menjanjikan suatu pengadilan terbuka, tapi, tiba-tiba saja, janji itu batal. Jumat pekan lalu Radio Moskow mnyatakan pengadilan terhadap Victor Bryukhanov, bekas direktur lembaga nuklir Chernobyl, dan empat stafnya akan dilanjutkan secara tertutup. Ini berarti porsi untuk wartawan asing hanya untuk acara pembukaan Selasa pekan lalu, dan sidang terakhir nanti. Menurut rencana, sidang pengadilan yang dilaksanakan di Gedung Kebudayaan di Chernobyl itu akan berlangsung tiga minggu, dan beritanya hanya bisa didapat dari media resmi Soviet saja. Untuk itu kantor berita Tass mengirimkan seorang wartawannya ke sidang-sidang tertutup itu. "Tak ada kejadian menarik. Jika ada kami pasti memberitakannya," kata redaksi Tass seperti dikutip Reters: Sejauh ini para pejabat yang dituduh melanggar aturan pengamanan di reaktor nuklir Chernobyl membantah segala tuduhan. Ini menurut media lokal yang terbit di Ukraina, sementara TV Soviet hanya sekilas menyiarkan suasana sidang pengadilan, Selasa pekan lalu. F.S., Laporan Reuters
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini