Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tiga sandera warga Israel bernama Iair Horn, Sagui Dekel-Chen and Sasha (Alexander) Troufanov akhirnya dibebaskan Hamas pada Sabtu, 15 Februari 2025. Pembebasan sandera itu ditukar dengan pembebasan sekitar 369 tahanan warga Palestina yang dipenjara di Israel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dekel-Chen adalah warga negara Israel keturunan Amerika Serikat. Sedangkan Troufanov adalah warga Israel keturunan Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Horn diculik Hamas bersama abangnya bernama Eitan saat sedang berada di Kibbutz Nir Oz, yakni salah satu desa di sekitar Jalur Gaza, yang diserbu dalam serangan 7 Oktober 2023.
Rekaman video yang beredar memperlihatkan ketiga sandera Israel itu dibawa naik ke atas panggung dengan kawalan ketat anggota Hamas sambil membawa senapan. Lokasi pembebasan dilakukan di Khan Younis, Gaza, lalu mereka dibawa masuk ke wilayah Israel oleh palang merah internasional, kemudian diserahkan ke tentara Israel.
Tak lama setelah itu, bus yang membawa tahanan warga Palestina masuk ke wilayah Tepi Barat. Iring-iringan bus pembawa tahanan warga Palestina itu, disambut sorak-sorai warga sekitar, yang menyambut sambil melambai-lambaikan bendera Palestina.
Pembebasan sandera pada Sabtu, 15 Februari 2025, ini menghapuskan waswas kalau gencatan senjata tidak akan berjalan mulus. Gencatan senjata Israel Hamas sudah berlangsung selama 42 hari.
Di alun-alun Ibu Kota Tel Aviv, ketiga sandera Israel yang dibebaskan Hamas juga disambut dengan gembira oleh warga Israel. Keluarga para sandera tampak lega melihat anggota keluarga mereka keluar dari Gaza dalam keadaan hidup dengan kondisi fisik yang sehat. Warga desa kibbutz, Israel, yang dekat dengan perbatasan Gaza menyambut gembira pembebasan sandera ini dengan melambai-lambaikan bendera Israel saat iring-iringan mobil pembawa sandera melintasi daerah itu.
Sebelumnya Hamas mengancam tidak akan membebaskan lagi sandera setelah menyebut Israel banyak melanggar kesepakatan gencatan senjata. Di antara pelanggaran Israel adalah menghalang-halangi masuknya bantuan masuk ke Gaza.
Hamas mengatakan bahwa Israel memblokir masuknya 60 ribu rumah mobil dan 200 ribu tenda serta alat berat yang digunakan untuk membersihkan reruntuhan. Israel membantah tuduhan tersebut, dan mengklaim lebih dari 100 ribu tenda telah masuk ke Gaza.
Para pengemudi truk di perbatasan Mesir-Gaza mengatakan kepada Reuters bahwa bahan bangunan dan tenda-tenda telah dihalangi untuk masuk sejak dimulainya gencatan senjata. Persediaan medis, pakaian, dan minuman ringan juga dilaporkan tertahan, menunggu untuk masuk ke Gaza setelah pemeriksaan oleh pejabat Israel.
Sumber: Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini