Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada Selasa 3 Juli, Pasukan Pertahanan Israel, IDF, mengatakan bahwa Hamas telah membuat profil Facebook palsu di mana mereka berpura-pura menjadi perempuan Israel yang cantik. Dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di situs IDF, seorang perwira intelijen senior Israel mengatakan bahwa ia telah menerima puluhan laporan dari tentara tentang profil dan aplikasi media sosial yang mencurigakan sejak Januari lalu.
Israel mengklaim, seperti dilaporkan Sputniknews, 4 Juli 2018, bahwa Hamas telah membuat profil Facebook palsu atau menggunakan identitas curian untuk berpura-pura menjadi perempuan muda. Setelah berkenalan mereka akan beralih ke WhatsApp untuk merayu para prajurit agar mengunduh aplikasi palsu.
Baca: Jenderal Ini Tuduh Israel Curi Awan dan Salju dari Iran
Menyusul laporan tentang perempuan muda yang mencurigakan dan menggoda tentara Israel, militer Israel meluncurkan operasi dengan nama sandi "Broken Heart" dan menemukan bahwa aplikasi palsu tersedia di Google Playstore. Aplikasi ini sudah diunduh oleh 100 tentara Israel.
Dua aplikasi palsu pertama disebut Glancelove dan Winkchat. Yang ketiga, Golden Cup, adalah aplikasi untuk memberikan informasi skor langsung Piala Dunia 2018 Rusia. Setelah diunduh, aplikasi akan memungkinkan militan Hamas untuk melihat lokasi pemilik dan daftar kontak, serta mengubah ponsel menjadi perangkat rekaman. Namun Hamas belum memberikan tanggapan atas tuduhan ini.
Baca: Diancam Israel, Twitter Blokir Akun Hamas dan Hizbullah
Dilansir dari Haaretz, dalam sejumlah kasus, Hamas telah mampu merekam apa yang terjadi di pangkalan militer Israel tanpa disadari oleh tentara bahwa ponsel mereka telah diretas. Dimulai pada Januari 2018, departemen keamanan informasi militer telah menerima keluhan dari tentara dan komandan tentang upaya orang yang mencurigakan di jejaring sosial yang merekomendasikan tentara untuk mengunduh aplikasi dari Google Play Store. Tentara yang mengunduh aplikasi segera memberi Hamas akses ke semua informasi di ponsel mereka.
Aplikasi kencan Winkchat.[Haaretz]
Hamas juga menggunakan aplikasi kebugaran untuk mengidentifikasi nomor telepon tentara yang melakukan jogging di dekat perbatasan Gaza. Pada saat Hamas memperoleh nomor ponsel, maka Hamas mulai mengirim pesan kepada para prajurit, dan yang lainnya, meminta untuk mengunduh aplikasi yang berisi "Trojan Horse".
Serangan terbaru melalui smartphone, menggunakan aplikasi resmi di Google Play Store, memberikan gambaran akan kemampuan Hamas untuk meningkatkan taktiknya. Sejumlah lembaga teknologi menggambarkan Hamas sebagai organisasi non-negara yang paling maju dalam keamanan siber.
Baca: Israel Bekukan Santunan untuk Tahanan dan Keluarga Palestina
"Sekarang hanya dengan beberapa puluh ribu dolar, sudah bisa mendapatkan peretas dari negara-negara Eropa Timur dan Asia yang dapat dilakukan untuk serangan cyber pada tingkat yang sangat tinggi," kata Nitzan Ziv, wakil presiden untuk keamanan cyber di Check Point.
“Sebuah organisasi yang ingin menyerang Israel dan memiliki informasi yang relevan tentang tentara dapat melakukannya secara mandiri dan dapat beralih ke orang-orang di negara-negara yang sama. Kami tahu bagaimana mengatakan dengan pasti bahwa ini adalah sesuatu yang benar-benar terjadi,” tambah Ziv.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini