Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengklaim pihaknya sedang mempertimbangkan segala opsi sehingga tidak perlu mengirimkan tentara ke Ukraina. Ucapan itu disampaikan setelah Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengumumkan sebuah koalisi baru untuk mengamankan posisi Kyev jika kesepakatan damai dengan Moskow tercapai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Starmer telah menjadi tuan rumah sebuah pertemuan darurat di London pada Minggu, 2 Maret 2025, yang dalam kesempatan itu dia menyindir karena ada beberapa negara yang tak banyak berkontribusi. Dengan begitu, negara yang punya itikad baik diminta untuk segera bertindak. Ketika ditanya apakah Kanada akan mempertimbangkan mengirimkan tentara ke Ukraina, Trudeau mengatakan dia memilih skenario lain jika memungkinkan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kanada telah melihat sejumlah cara untuk memberikan pertolongan terbaik, dan seperti yang saya katakana beberapa hari lalu semuanya siap dinegosiasikan,” kata Trudeau, yang berkeras negaranya salah satu yang paling getol mendukung Ukraina sejak awal.
Situs RT.com dan newsukraine.rbc.ua mewartakan Trudeau menyoroti sebuah usaha bersama antara Inggris dan Polandia, di mana kedua negara telah memberikan pelatihan militer pada lebih dari 44 ribu tentara Ukraina sejak 2015 atau rata-rata 4.400 per tahun.
Trudeau juga menyebut hampir US$ 20 miliar (Rp 330 triliun) bantuan dalam berbagai bentuk dikucurkan ke Kyev. Akan tetapi, Kiel Institute di Jerman memperkirakan total kontribusi Ottawa baru sekitar US$ 8.6 miliar (Rp 140 triliun) atau negara pendonor terbesar kelima setelah Amerika Serikat, Jerman, Inggris dan Jepang
Sebelumnya pada Februari 2025, mengumumkan Inggris siap mengirimkan tentara ke Ukraina untuk menjaga perdamaian paska-perang. Langkah Starmer itu, juga untuk memamerkan pada Amerika Serikat kalau negara-negara di Eropa punya peran untuk mengakhiri perang Ukraina lewat dialog.
Starmer mengatakan pengambil keputusan untuk mempertimbangkan penempatan tentara Inggris di medan tempur bukan perkara sepele. Namun mengamankan perdamaian abadi di Ukraina sangat penting untuk mencegah Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan agresi lebih lanjut.