Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Harapan yang tinggal impian

Di tengah penderitaannya, bekas presiden Filipina Ferdinand Marcos, 71, mengharap diizinkan pulang. presiden Cory Aquino menolak. kehadirannya bisa dimanfaatkan pihak oposisi. harta negara ditarik.

11 Maret 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MUNGKIN ini semua bermula dari jatuh sakitnya sang bekas diktator, Ferdinand Marcos. Bekas presiden Filipina itu kini berusia 71 tahun, menderita penyakit radang paru-paru dan asma. Lalu, dalam sebuah misa yang diselenggarakan di dalam kamarnya, Kamis dua pekan lalu, Marcos dengan suara berbisik mengungkapkan harapannya agar ia diperbolehkan pulang ke Filipina. "Aku mengharap adanya saling pengertian mengingat keadaan kami," bisiknya kepada Kardinal Ricardo Vidal, uskup agung Kota Cebu, yang diminta datang memimpin misa itu. Selain itu, bekas presiden yang melarikan diri 3 tahun lalu itu ingin mati di tanah kelahirannya, Filipina. Maka, runtuhlah kesombongan seorang bekas ibu negara. Imelda Marcos pun menulis surat pribadi ke Istana Malacanang. Dalam surat bertanggal 16 Februari yang diterbitkan harian The Manila Bulletin itu, untuk pertama kalinya Imelda menyebut Nyonya Aquino sebagai Presiden Republik Filipina. "Betapa pun besar kesalahan yang telah kami lakukan, kami memohon maaf dari Anda," tulis Imelda. "Kami bersedia menerima segala keputusan Anda." Tapi Cory Aquino tetap menolak permintaan itu. Dendamkah Cory? Yang jelas, kehadiran Marcos kembali dikhawatirkan akan dimanfaatkan oleh pihak oposisi untuk menggerakkan rakyat menumbangkan Presiden Aquino. Selain itu, yang menyebabkan Cory tak memerlukan lagi Marcos, sedikit demi sedikit ia berhasil menarik kembali harta negara yang dibawa lari oleh Marcos. Misalnya dilelangnya apartemen mewah yang terletak di gedung mewah Olympic Towers, New York, AS. Transaksi jual-beli yang berlangsung di New York ini disaksikan oleh beberapa pejabat tinggi Filipina dan para pejabat PCGG (Komisi Kepresidenan bagi Pemerintahan yang Baik) -- komisi yang menangani kasus penyelewengan zaman Marcos. Dalam waktu dekat tampaknya akan ada pelelangan lagi, antara lain sebuah perusahaan real estate Lindemere di Center Moriches, New York, seharga US$ 4,5 juta dan sebuah rumah di Makiki Height, Honolulu, yang dihargai USS 2,5 juta. Di samping itu. PCGG tengah berjuang untuk memperoleh hak milik 4 gedung atas nama bekas Presiden Marcos di Manhattan. Keempat gedung itu diperkirakan senilai US$ 400 juta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus