Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan mahasiswa keluar dari upacara wisuda Universitas Harvard pada Kamis sambil meneriakkan: "Bebaskan Palestina," satu hari setelah kampus tersebut mengumumkan 13 mahasiswanya tidak akan mendapatkan gelar karena berpartisipasi dalam unjuk rasa pro-Palestina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ke-13 mahasiswa yang tidak mendapatkan gelar itu tetap diizinkan mengikuti wisuda pada Kamis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ratusan mahasiswa Harvard yang mengenakan keffiyeh, kain yang menjadi simbol perjuangan rakyat Palestina, dan mengibarkan bendera Palestina, meneriakkan: "Bebaskan mereka," dan pesan-pesan lainnya.
Beberapa dari mereka memegang poster bertuliskan "untuk para martir" dan "untuk Gaza", demikian Boston Globe melaporkan.
Rektor sementara Universitas Harvard Alan Garber mengatakan pada awal upacara itu bahwa "beberapa di antara kita mungkin memilih untuk mengambil kebebasan mengekspresikan diri mereka untuk menarik perhatian pada peristiwa yang terjadi di dunia yang lebih luas."
"Momen kegembiraan ini bertepatan dengan momen ketakutan dan kengerian, kesedihan dan kemarahan, penderitaan dan kesakitan," kata Garber seperti dikutip New York Times.
"Di tempat lain, orang-orang sedang mengalami hari-hari terburuk dalam hidup mereka."
Garber kemudian meminta para peserta wisuda untuk mengheningkan cipta selama satu menit.
Universitas Harvard pada Rabu mengumumkan bahwa 13 mahasiswa dilarang menerima gelar mereka karena terlibat dalam kelompok pro-Palestina yang memprotes serangan genosida Israel di Jalur Gaza.
Universitas itu tidak merinci siapa saja 13 mahasiswa itu, tetapi menuduh mereka melanggar kebijakan universitas dengan perilaku mereka selama berpartisipasi dalam aksi berkemah di Harvard's Yard - bagian tertua dari kampus universitas ternama Amerika Serikat itu.
"Kami segera mempertimbangkan penganugerahan gelar jika, setelah selesainya seluruh proses FAS (Fakultas Seni dan Sains), seorang mahasiswa memenuhi syarat untuk menerima gelar," demikian penyataan universitas itu.
Perkemahan pro-Palestina di Harvard Yard didirikan pada akhir April dan berlangsung hampir tiga minggu. Kelompok mahasiswa tersebut menyerukan agar Harvard melakukan divestasi dari Israel dan “menginvestasikan kembali sumber daya dalam inisiatif akademis, komunitas, dan budaya Palestina.”
Genosida Israel di Gaza dimulai pada 7 Oktober setelah serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel. Sekitar 1.139 orang tewas dan Hamas juga menyandera 252 orang.
Israel melancarkan invasi darat ke Gaza dengan tujuan balas dendam dan klaim mendapatkan kembali para sandera.
Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan lebih dari 35.800 warga Palestina di Jalur Gaza telah terbunuh, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak Palestina.
ANADOLU | CBS NEWS