Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hasil investigasi surat kabar kenamaan Israel, Yedioth Ahronoth, pada 2017 menunjukkan, setidaknya 54,3 persen tentara Israel menghisap ganja, sebagaimana dikutip Daily Sabah, Ahad, 24 Juni 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Koran itu mengatakan, statistik resmi yang dikeluarkan oleh Otoritas Anti-Narkoba Israel (IADA) menunjukkan pemakaian daun haram itu sangat tajam bila dibandingkan dengan temuan pada 2009 lalu. Ketika itu masih berada di angka 11 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ilustrasi Ganja. Getty ImagesIlustrasi Ganja. Getty Images
"Di masa lalu, mengonsumsi hash (ganja) adalah kejahatan yang berbahaya di militer," demikian lapor surat kabar itu, seperti dilansir Middle East Monitor pada Senin, 25 Juni 2018. "Dalam banyak kasus, tentara didakwa dengan tuduhan kriminal dan dikirim ke penjara," tambahnya.
Namun sejak Januari 2017, tentara Israel mengadopsi kebijakan yang lebih lunak, memungkinkan tentara Israel merokok hingga lima kali saat tidak bertugas.
Surat kabar itu juga mengatakan bahkan bagi mereka yang menghisap ganja saat bertugas atau kedapatan menggunakan benda terlarang itu lebih dari lima kali, mereka tidak akan dihadapkan ke pengadilan militer atau menerima tuntutan kriminal.
"Para komandan, staf, petugas medis di kesatuan juga mengisapnya, semua orang melakukannya, jadi siapa yang akan menegakkan ini?" ungkap salah satu tentara Israel mengatakan dalam sebuah kesaksian, sebagaimana dilaporkan Daily Sabah.
Dia menambahkan ada komandan yang tidak menghisap ganja, namun sadar jika hampir semua anak buahnya melakukannya. "Dia melihat mereka berjalan dan kemudian kembali sedikit lelah, tetapi dia mengabaikannya. Itu tidak mengganggunya, jika mereka tidak dalam kegiatan operasional atau tidak ada bahaya,” tambah sumber tersebut.Tentara Israel menerbangkan drone untuk mencegah layang-layang dan balon Palestina yang menggunakan bahan peledak di perbatasan Gaza di dekat Kissufim, Israel, Selasa, 5 Juni 2018. Serangan layang-layang dan balon yang dilakukan Palestina telah menyebabkan kebakaran di sejumlah titik di kawasan perbatasan Israel dan Gaza. REUTERS/Amir Cohen
Laporan itu juga mengatakan aplikasi Telegram telah menjadi platform penjualan ganja, dengan beberapa penjual menawarkan diskon untuk tentara Israel berseragam.
Menanggapi laporan Yedioth Ahronoth, seorang juru bicara tentara Israel mengatakan pihaknya tetap menganggap menghisap ganja saat bertugas sebagai fenomena berbahaya dan sedang bekerja untuk menghadapinya dengan cara yang berbeda, termasuk pelatihan, menyebarkan kesadaran, penyelidikan dan menegakkan hukum.
Laporan penggunaan ganja yang tinggi di dalam militer Israel muncul di tengah kecaman keras dari komunitas internasional karena penggunaan kekuatannya yang tidak terkendali terhadap Palestina, terutama dalam beberapa bulan terakhir. Dewan Hak Asasi Manusia PBB telah mendeklarasikan pembantaian pasukan Israel terhadap sejumlah pengunjuk rasa Palestina di Gaza sebagai "kejahatan perang" di bawah Statuta Roma.