Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Ankara – Tunangan dari kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi, yang tewas terbunuh, Hatice Cengiz, mengatakan kekasihnya merasa khawatir sebelum memasuki kantor Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca:
Dalam wawancara dengan televisi lokal, Haberturk, Hatice mengatakan Khashoggi sempat mengatakan bisa jadi bakal ada masalah saat dia masuk ke konjen Saudi. Saat itu, Khashoggi sedang mengurus dokumen yang menyatakan dia telah bercerai dari istri pertama sehingga bisa menikah dengan Hatice.
Khashoggi, menurut Hatice, mengatakan Arab Saudi kemungkinan tidak akan menangkap dan menginterogasinya saat dia masih berada di Tukri. "Namun, dia merasa khawatir ini bisa berubah saat dia memasuki kantor konjen pada kali kedua," kata Hatice Cengiz kepada televisi Haberturk seperti dilansir Yeni Safak, Jumat, 26 Oktober 2018.
Baca:
Pada kunjungan pertama pada 28 September 2018, Khashoggi mengatakan dia mendapat perlakuan baik oleh petugas konsuler.
Seperti diberitakan, Khashoggi menghilang sejak masuk ke kantor konjen Saudi pada 2 Oktober 2018. Otoritas Turki menyebut, Khashoggi dibunuh oleh tim pembunuh yang terdiri dari 15 orang.
Awalnya, pemerintah Saudi membantah hal ini dan mengatakan Khashoggi telah keluar dari konjen seusai mengurus dokumen. Namun, belakangan Saudi mengakui jika Khashoggi terbunuh dalam perkelahian melawan 15 orang yang mau menjemputnya agar kembali ke Riyadh.
Baca:
Khashoggi memang dikenal sebagai jurnalis yang kritis terhadap kebijakan pemerintah Saudi, yang dikenal suka mengontrol kebebasan publik dalam berekspresi. Perkelahian terjadi, menurut Saudi, karena Khashoggi menolak dibawa pulang ke Saudi oleh para penjemputnya.
Belakangan, Jaksa Agung Saudi mengatakan Khashoggi memang terbunuh akibat pembunuhan berencana yang dilakukan sejumlah orang Saudi di dalam konjen Arab Saudi itu.
Otoritas telah menangkap 18 orang. Pemerintah Saudi juga memberhentikan Deputi Kepala Intelijen, Mayor Jenderal Ahmed al-Assiri, yang terlibat mengirim tim pembunuh itu ke Istanbul.
Baca:
Dalam wawancara dengan televisi Haberturk, Hatice mengatakan dia tidak menerima undangan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, ke Gedung Putih, karena dia berpikir itu bertujuan untuk membentuk opini publik untuk kepentingan Trump.
Hatice menegaskan dia tidak akan pergi ke Gedung Putih hingga AS menunjukkan upaya tulus untuk menyelesaikan kasus pembunuhan Khashoggi. Dia menuntut semua orang yang terlibat dalam pembunuhan ini, baik yang memberi perintah hingga para pelaksana di lapangan, untuk dihukum secara setimpal.
Hatice juga mengatakan Khashoggi tidak memintanya menelpon seseorang jika terjadi sesuatu pada dirinya saat kunjungan kedua di konjen Saudi pada 2 Oktober 2018.
Namun, Khashoggi pernah meminta Hatice untuk mengontak penasehat Presiden Recep Tayyip Erdogan, Yasin Aktay, jika dia menghadapi masalah di Turki.
Khashoggi mengasingkan diri ke AS sejak setahun terakhir untuk menghindari tekanan rezim Arab Saudi. Dia mendapat status penduduk AS dan kerap mengisi kolum untuk Washington Post dengan tulisan berisi kritik terhadap penidasan kebebasan berekspresi oleh negaranya.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan pada Selasa kemarin bahwa Khashoggi tewas akibat pembunuhan politik berencana. Dia meminta pemerintah Saudi untuk menyerahkan semua pelaku untuk diadili di Turki.
Otoritas Arab Saudi telah menangkap 18 orang pelaku, memberhentikan 5 pejabat tinggi termasuk Deputi Kepala Badan Intelijen Arab Saudi, Mayor Jenderal Ahmed al Assiri, yang diduga kuat mengirim tim pembunuh berisi 15 orang ke Istanbul, Turki, untuk membunuh Jamal Khashoggi.