Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hewan-hewan yang masih tersisa di kebun binatang Rafah Zoo, berisiko tinggi mengalami kelaparan karena kekurangan makanan. Kekhawatiran ini muncul menyusul laporan perihal sejumlah hewan-hewan mati. Para penjaga kebun binatang terpaksa harus memberi makan hewan-hewan roti yang diaduk dengan air karena hampir tak mungkin mendapatkan makanan hewan dan kalau pun ada, harganya tak terjangkau.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kondisi ini terjadi di tengah memburuknya krisis kemanusiaan buntut bombardir Israel dan invasi darat di Jalur Gaza yang dimulai pada Oktober 2023. Serangan Israel itu membuat satu perempat dari total 2,2 juta jiwa warga Gaza mengalami kelaparan berdasarkan data PBB. Data tersebut juga mengungkap 9 dari 10 warga Gaza tak bisa makan setiap hari.
Kebun binatang Rafah tutup untuk umum sejak Israel menyerang Gaza pada 7 Oktober 2023. Sebaliknya, kebun binatang itu telah menjadi tempat penampungan pengungsi yang mencari tempat perlindungan.
Di Tel Aviv, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan pihaknya tidak mencari kemenangan semu dan menolak seruan Washington agar meredakan permusuhan di Gaza atau mendukung terciptanya sebuah negara Palestina. Ucapan itu disampaikan Netanyahu setelah pada pekan ini di World Economic Forum Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mendesak agar tercipta solusi dua negara.
Blinken berpandangan jalan Israel menuju ke keamanan sejati terletak pada pembentukan sebuah negara Palestina. Pada Kamis, 18 Januari 2024, Netanyahu mengabaikan gagasan Blinken tersebut dengan menyebut negaranya harus menjaga keamanan pada seluruh teritorial barat sungai Jordan demi memastikan tidak ada teror terhadap warga Israel.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Matthew Miller pada Kamis, 18 Januari 2024, kembali mengingatkan Washington meyakini tidak ada jalan penyelesaian masalah bagi Israel dan Gaza serta masalah-masalah jangka pendek lainnya tanpa mengizinkan Palestina berdiri sebagai sebuah negara.
Dalam kunjungan kerja ke Timur Tengah akhir pekan lalu, Blinken diduga berhasil mengunci sejumlah kesepakatan dengan para pemimpin negara-negara Arab agar mau berpartisipasi membangun kembali Gaza dan mendorong Israel agar mau menerima solusi dua negara demi Palestina (yang berdaulat).
Sumber: middleeastmonitor.com