Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok pemberontak Houthi di Yaman yang dikenal sebagai Gerakan Ansar Allah, dilaporkan melakukan uji tembak rudal hipersonik yang memiliki daya rusak tinggi dan bersiap menambah rudal itu ke persenjataan militernya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Senjata ini berpotensi meningkatkan pertaruhan dalam serangan Houthi yang sedang berlangsung terhadap kapal milik Israel di Laut Merah dan perairan sekitarnya sebagai solidaritas terhadap Hamas dan warga Palestina di Jalur Gaza.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Laporan kantor berita pemerintah RIA Novosti mengutip seorang pejabat Rusia yang tidak disebutkan namanya, namun tidak memberikan bukti atas klaim tersebut.
Namun, kelompok Houthi selama berminggu-minggu telah memberikan isyarat tentang “kejutan” yang mereka rencanakan dalam pertempuran di laut untuk melawan Amerika Serikat dan sekutunya, yang sejauh ini mampu menjatuhkan rudal atau drone pembawa bom yang mendekati kapal perang mereka di perairan Timur Tengah.
"Pasukan rudal dari gerakan tersebut telah berhasil menguji rudal yang dapat mencapai kecepatan Mach 8 (delapan kali kecepatan suara atau 10.000 km per jam) dan ditenagai bahan bakar padat," kata sumber militer yang dekat dengan gerakan tersebut.
"Yaman berencana memulai memproduksi rudal itu untuk digunakan dalam serangan di Laut Merah, Laut Arab, serta Teluk Aden, juga melawan target di Israel," kata sumber itu.
Pada saat yang sama dengan uji coba rudal hipersonik tersebut, angkatan bersenjata di Yaman utara meningkatkan kapabilitas rudal dan pesawat tak berawak (drone) mereka, setelah memodifikasi hulu ledaknya untuk melipatgandakan kekuatan penghancurnya, menyusul tes yang berlangsung selama tiga bulan, menurut sumber tersebut.
Kamis pekan lalu, pemimpin Houthi Abdul Malik al-Houthi berbicara tentang upaya gerakan tersebut untuk memproduksi rudal hipersonik.
Ia mengatakan bahwa "musuh, teman dan rakyat kami akan melihat tingkat pencapaian kepentingan strategis yang akan menempatkan negara kami dalam hal kemampuannya di antara negara-negara lain di dunia ini."
Dia kemudian mengatakan bahwa pasukan Yaman telah menggunakan senjata baru dalam operasi baru-baru ini di Laut Merah dan Laut Arab, yang "mengejutkan Amerika Serikat dan Inggris."
Ia menambahkan Houthi telah menyerang 61 kapal dan satu kapal militer sejak gerakan Hamas di Palestina menyerang Israel pada 7 Oktober 2023.
Kelompok Houthi juga mengatakan pada November 2023 bahwa mereka akan menyerang kapal apa pun yang terkait dengan Israel yang melewati Laut Merah sebagai pembalasan atas serangan Israel ke Jalur Gaza.
Sejak itu Houthi telah melancarkan puluhan serangan terhadap kapal-kapal di wilayah tersebut, yang memicu serangan udara balasan dari Inggris dan Amerika Serikat.
Israel memulai operasi militer di Jalur Gaza setelah kelompok militan Palestina Hamas menyerang negara itu pada 7 Oktober, menewaskan 1.140 orang dan menyandera sekitar 250 orang.
Lebih dari 31.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas di Gaza dan lebih dari 73.000 orang terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan dasar.
SF GATE