Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Cina mulai menggunakan kacamata hitam dengan teknologi pengenal wajah untuk mengidentifikasi tersangka kriminal di tempat yang ramai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Telegraph pada 9 Februari 2018 melaporkan, kacamata tersebut terkait dengan database internal polisi dimana petugas lapangan dapat dengan cepat memindai gerakan setiap orang untuk mendeteksi tersangka.
Baca: Hindari Utang Rp 49,4 Miliar, Perempuan Cina Sengaja Ubah Wajah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kacamata yang mulai dipakai oleh polisi di stasiun kereta di Zhengzhou menjelang liburan Tahun Baru Imlek, dapat dengan seketika melihat rincian pribadi seseorang, termasuk nama, etnis, jenis kelamin dan alamat.
Perangkat ini memiliki aplikasi di mana petugas polisi dapat memproses gambar yang mereka anggap mencurigakan.
"Informasi wajah yang ditangkap oleh kacamata akan dikirim kembali ke database untuk perbandingan dengan informasi para tersangka dalam daftar yang dibutuhkan," kata Zhang Xiaolei, pejabat polisi setempat.
Baca: Diduga Intelijen, Enam Warga Jepang Ditahan di Cina
Aplikasi ini memungkinkan akses ke database yang juga menyediakan informasi tentang apakah tersangka dalam pelarian dari polisi, dan bahkan riwayat penggunaan Internet terakhir mereka.
Menurut media Cina, setelah mulai dioperasikan kurang lebih 5 hari, kacamata tersebut telah membantu polisi menangkap 7 tersangka penjahat. Melalui teknologi tersebut, pihak berwenang juga mengidentifikasi 26 individu yang menggunakan kartu identifikasi palsu.
Jika fitur tersangka kompatibel dengan database polisi, informasi tentang nama dan alamat individu akan diserahkan ke petugas terdekat.
Namun ada kekhawatiran bahwa pemerintah akan menggunakan teknologi tersebut untuk mendeteksi beberapa etnis tertentu yang dianggap menjadi ancaman keamanan negara tersebut.
Baca: Cina Bersiap Ambil Sampel DNA Etnis Uighur Muslim
Selain kacamata pengenal wajah dan identifikasi data tersangka, Cina juga menerapkan teknologi serupa pada CCTV untuk memantau orang.
Saat ini, Cina memiliki sekitar 170 juta kamera sirkuit tertutup yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan, yang mampu menganalisa wajah individu dengan 400 juta kamera baru yang akan dipasang dalam tiga tahun ke depan. Teknologi ini akan digunakan di asrama universitas dan tempat kerja, menarik uang tunai dari mesin ATM dan bahkan membeli KFC.