Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Israel Putus Suplai Listrik Gaza, Hamas: Pelanggaran Gencatan Senjata

Tindakan Israel memutus aliran listrik ke Gaza merupakan pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata, menurut Hamas

10 Maret 2025 | 17.45 WIB

Anak-anak Palestina berdesak-desakan untuk menerima makanan dari  dapur amal saat bulan Ramadan, di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan, 9 Maret 2025. Reuters/Hatem Khaled
Perbesar
Anak-anak Palestina berdesak-desakan untuk menerima makanan dari dapur amal saat bulan Ramadan, di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan, 9 Maret 2025. Reuters/Hatem Khaled

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tindakan Israel memutus aliran listrik ke Jalur Gaza merupakan "pelanggaran terang-terangan" terhadap kesepakatan gencatan senjata, demikian menurut anggota biro politik Hamas Izzat Al-Risheq.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Keputusan penjajah untuk memutus aliran listrik, menutup lalu lintas perbatasan, memblokade masuknya bantuan dan bahan bakar, serta membuat rakyat kami kelaparan adalah contoh dari hukuman kolektif yang merupakan tindak kejahatan," kata Al-Risheq melalui media sosial Telegram, Senin 10 Maret 2025 seperti dilansir Antara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ia menyebut hal tersebut merupakan "tindakan putus asa untuk meningkatkan tekanan kepada rakyat dan perlawanan Palestina melalui kebijakan pemerasan yang murahan dan tak bisa diterima."

Pada Ahad, petinggi otoritas energi rezim Zionis Eli Cohen mengatakan telah memerintahkan pemutusan pasokan listrik ke Jalur Gaza untuk menekan Hamas agar membebaskan sandera.

Menurut perusahaan listrik Israel, saat ini sudah tidak ada lagi aliran listrik yang diterima di Jalur Gaza setelah pasokan tenaga tersebut sempat dipulihkan untuk operasional sistem pembuangan limbah di wilayah kantong tersebut.

Pemutusan pasokan listrik ini dilakukan Israel setelah mereka melarang masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza pada 2 Maret lalu.

Israel juga mengancam akan terus menekan Hamas karena penolakan mereka terhadap perpanjangan gencatan senjata di Gaza menurut rencana Amerika Serikat serta pembebasan sandera.

Sebelumnya dari 19 Januari hingga 1 Maret, gencatan senjata sesuai kesepakatan Israel dan Hamas berlaku di Jalur Gaza, dan telah dilaksanakan pertukaran sandera Israel dan Palestina sebagaimana disepakati.

Selama enam pekan gencatan senjata, Hamas telah membebaskan 30 sandera yang masih hidup serta delapan jenazah sandera yang wafat.

Sebagai timbal balik, Israel membebaskan sekitar 1.700 tahanan Palestina, termasuk yang divonis seumur hidup di Israel, serta menarik pasukan militernya dari area internal jalur Gaza.

Hingga kini, 59 sandera Israel dilaporkan masih ada di Jalur Gaza, dan setengahnya telah dinyatakan meninggal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus