Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Jalan damai di brioni

Perundingan para wakil slovenia dengan pemerintah federal yugoslavia mencapai kesepakatan. namun, kompromi di pulau brioni itu dinilai langkah mun- dur. bentuk federasi menguntungkan serbia.

13 Juli 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesepakatan dicapai di antara yang bertikai di Yugoslavia. Masalahnya, di kertas bentuk baru federasi Yugoslavia mungkin disusun, tetapi di meja perundingan lain soalnya. "PENGKHIANAT!" Itulah sambutan di Ljubljana sepulang para wakil Slovenia dari perundingan dengan pemerintah federal Yugoslavia, awal pekan ini. Perundingan untuk mencari perdamaian di Yugoslavia itu sendiri -- yang dilakukan secara maraton Ahad silam, di Pulau Brioni di Laut Adriatik -- mencapai kesepakatan. Hadir pula wakil-wakil Serbia, Kroasia, dan tiga menteri luar negeri Belanda, Luksemburg, dan Portugal. Bagi rakyat Slovenia, hasil kompromi itu merugikan pihaknya. "Tak ada jaminan sama sekali bahwa kita tak akan diserang oleh tentara federal," kata Franc Bucar, ketua parlemen Slovenia. Namun, bagi Presiden Slovenia Milan Kucan, yang ikut hadir di Brioni, hasil perundingan "lebih dari yang kami harapkan". Hasil itu, antara lain: * Perbatasan internasional di Slovenia penjagaannya diserahkan kepada polisi Slovenia, dengan aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah federal. Dan secara rutin, tentara federal diberi hak mengontrolnya. Semua pihak setuju melaksanakan gencatan senjata, penarikan pasukan, termasuk pemulangan tawanan perang. (Awal pekan ini, menurut Reuters, 2.600 tentara federal yang ditawan oleh milisi Slovenia sudah dilepaskan semua.) * Baik Slovenia maupun Kroasia setuju menunda penerapan proklamasi kemerdekaan mereka selama tiga bulan. Dijadwalkan, pada awal Agustus dimulai perundingan yang melibatkan semua pihak untuk membicarakan masa depan Republik Federal Yugoslavia. Disetujui adanya pengawasan oleh 30 sampai 50 orang militer tak bersenjata dan pihak sipil yang merupakan wakil negara-negara Masyarakat Eropa, atas pelaksanaan kesepakatan Brioni. Direncanakan Selasa pekan ini para pengawas sudah tiba di Beograd. Memang bagi orang Slovenia, yang sudah menyiapkan paspor sendiri, juga bank sentral sendiri, kompromi di Brioni bisa dinilai langkah mundur. Bagi mereka sudah sangat jelas, bentuk federasi sekarang ini hanya menguntungkan Serbia. Misalnya, dalam Dewan Kepresidenan Federal, yang terdiri dari delapan anggota, suara Serbia diwakili oleh tiga pihak (wakil Serbia, wakil Provinsi Kosovo dan Provinsi Vojvodina -- dua provinsi di Serbia). Dan hanya Kroasia dan Slovenia yang bisa kompak bila ada hal-hal yang menyangkut pengubahan bentuk federasi. Tiga republik yang lain -- Bosnia dan Herzegovina, Makedonia, dan Montenegro -- bersikap sendiri-sendiri. Jelas, ini menguntungkan Serbia. Sebenarnya, Perdana Menteri Federal Markovic, orang Serbia, beberapa hari sebelum pernyataan kedaulatan Slovenia dan Kroasia, pernah menawarkan pembentukan konfederasi. Tapi usul ini kontan ditampik dalam sidang Dewan Kepresidenan. Padahal, bentuk itu pula kini yang ditawarkan oleh Presiden Federal Stipe Mesic, yang orang Kroasia itu. Memang, detail uraian perbedaan tegas antara federasi dan konfederasi belum jelas benar. Tapi, tersirat dari ucapan ketua parlemen Slovenia, memang ada hal yang lebih emosional daripada rasional antara yang bertikai. Ini tampaknya yang membuat pihak yang bertikai menyimpan rasa tidak saling percaya. Dalam tulisannya di koran Washington Post, Jumat pekan lalu, Presiden Kroasia Franjo Tudjman menyebut pihaknya sudah lebih dari setahun berupaya melakukan perundingan damai dengan pemerintahan komunis Republik Sosialis Federal Yugoslavia. Tapi, "Pihak komunis tak mau melepaskan status quo. Juga emoh negosiasi. Mengapa kami ditekan untuk tetap bergabung dengan pihak yang menganut sistem politik yang sudah basi dan tak demokratis itu?" tulis Tudjman. Dan sebenarnya sampai awal pekan ini pihak Kroasia masih meragukan apakah tentara federal bisa ditarik mundur. Ada sekitar 1.500 ekstremis Serbia, yang disebut chetnik, mengancam Kroasia. Mereka di luar kendali pemerintah federal. Jadi, apa yang akan dirundingkan pada 1 Agustus nanti? Serbia bisa saja terus mengotot menolak kemerdekaan Kroasia dan Slovenia, karena itu berarti ekonomi Serbia akan merosot. Slovenia dan Kroasia pun boleh bersikeras menerapkan kemerdekaannya. Padahal, dua republik terkaya yang jadi tulang punggung ekonomi Yugoslavia selama ini sebenarnya juga masih harus mengandalkan sumber bahan mentah dari wilayah Yugoslavia lainnya. Juga, pasar industri dan produk dua republik itu masih di dalam Yugoslavia sendiri. Mencari pasar di luar Yugo masih sulit, karena kualitas industri Kroasia (kapal, tekstil, dan produk kimia misalnya) masih kalah dengan produk Eropa Barat. Paling, dua negara itu mengandalkan pendapatan dari turisme. Karena itu, siapa tahu, bakal dicapai kesepakatan dan kerja sama karena masing-masing ternyata saling memerlukan. Kuncinya tampaknya pada bagaimana menetralisasi dominasi Serbia, tetap membagi kemakmuran Kroasia dan Slovenia, dan membentuk angkatan bersenjata bersama yang terdiri dari semua etnik secara merata. Di kertas itu memang tak sulit. Di meja perundingan memang bisa lain. Farida Sendjaja & Bambang Bujono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus