Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Presiden Rusia Vladimir Putin berjanji memulihkan rantai pasok pangan dan pupuk.
Mahkamah Agung India memerintahkan tersangka penghina Nabi Muhammad meminta maaf.
Ferdinand
Rusia
Putin Siap Pulihkan Rantai Pasok Pangan
PRESIDEN Republik Indonesia Joko Widodo bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin pada Kamis, 30 Juni lalu. Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Rusia, juga ke Ukraina, ini dilakukan dalam upaya turut menciptakan perdamaian dunia. Dalam pertemuan itu, kedua pemimpin membahas sejumlah topik, termasuk terganggunya rantai pasok pangan dan pupuk akibat perang Rusia-Ukraina yang memicu krisis pangan dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami siap untuk sepenuhnya memenuhi permintaan produsen pertanian dari Indonesia dan negara-negara sahabat lain akan nitrogen, fosfat, pupuk kalium, dan bahan baku untuk produksi mereka,” kata Putin seperti dikutip kantor berita Rusia, TASS. Dia juga menegaskan bahwa rantai pasok perlu dipulihkan karena sanksi yang dijatuhkan negara-negara Barat terhadap Rusia akibat perang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, Rusia adalah pengekspor gandum terbesar dunia dan Ukraina terbesar kelima. Keduanya menyediakan 29 persen pasokan gandum global. Rusia dan Ukraina juga produsen bahan utama pupuk nomor dua dan tiga dunia. Perang itu telah menaikkan harga pupuk dan gandum, yang turut mempengaruhi harga banyak makanan lain.
“Demi kemanusiaan, saya mendukung upaya PBB untuk reintegrasi komoditas pangan serta pupuk Rusia dan Ukraina untuk masuk lagi ke rantai pasok dunia. Khusus untuk jalur ekspor produk pangan Ukraina, terutama melalui jalur laut, tadi sekali lagi Presiden Putin sudah memberikan jaminannya," ujar Presiden Jokowi dalam siaran pers Sekretariat Kabinet RI.
India
Pengadilan Perintahkan Sharma Minta Maaf
Demonstrasi menuntut Nupur Sharma dan mengusir pemimpin BJP Naveen Jindal, di Mumbai, India, 10 Juni 2022/REUTERS/Francis Maskarenha
MAHKAMAH Agung India memerintahkan Nupur Sharma, juru bicara Partai Bharatiya Janata (BJP), meminta maaf melalui siaran televisi atas komentarnya yang dianggap menghina Nabi Muhammad. "Lidahnya yang tak bertulang telah membakar seluruh negeri," kata hakim Mahkamah seperti dikutip India Today pada Jumat, 1 Juli lalu.
Kasus ini bermula dari pernyataan Sharma dalam sebuah debat di televisi pada Juni lalu yang dituduh menghina Nabi Muhammad. Komentar ini memicu protes dari kalangan muslim India. Beberapa negara berpenduduk muslim besar, seperti Indonesia, Malaysia, Pakistan, dan Arab Saudi, melayangkan protes terhadap pemerintah India. BJP kemudian memecat Sharma dari partai pimpinan Perdana Menteri India Narendra Modi itu.
Mahkamah menilai komentar Sharma itu dikeluarkan untuk "publisitas murahan, agenda politik, atau beberapa kegiatan jahat". Mahkamah menolak memberikan keringanan kepada Sharma, yang mengajukan permohonan banding atas kasusnya. Mahkamah juga menilai Sharma bertanggung jawab atas insiden di Udaipur. Kota di Negara Bagian Rajasthan itu panas setelah dua orang yang mengaku muslim membunuh seorang penjahit Hindu, memfilmkan, dan mengunggah aksi mereka di Internet. Mereka mengklaim tindakan itu sebagai pembalasan karena si penjahit mendukung Sharma melalui media sosial.
Filipina
Marcos Bongbong Dilantik sebagai Presiden
FERDINAND "Bongbong" Marcos Jr. dan Sara Duterte-Carpio dilantik sebagai presiden dan wakil presiden pada Kamis, 30 Juni lalu. Mereka menyatakan sumpah jabatan di Museum Nasional di Manila di hadapan Ketua Mahkamah Agung Alexander Gesmundo. Pelantikan ini dilakukan beberapa hari setelah Mahkamah Agung menolak gugatan kelompok masyarakat sipil, yang menyatakan Marcos Junior harus didiskualifikasi dari pencalonan presiden karena penghindaran pajak.
Dalam pidato pelantikannya, Marcos Junior memuji bapaknya, diktator Ferdinand Marcos, yang berkuasa selama dua dekade dengan tangan besi. Marcos menerapkan darurat militer, mengambil alih pengadilan dan bisnis, menangkap ribuan orang, serta membunuh lawan politiknya. "Saya pernah mengenal seorang pria yang melihat betapa sedikit yang telah dicapai (Filipina) sejak kemerdekaan. Dia mencapainya.... Begitu juga putranya," ucap Marcos Junior seperti dikutip CNN, yang mengulang seruan "persatuan nasional".
Masuknya Marcos Junior ke Istana Malacanang memperkuat dinasti politik Marcos, yang selama ini menguasai Ilocos Norte, provinsi tempat kelahiran Ferdinand Marcos. Hal serupa terjadi pada dinasti Duterte setelah Sara Duterte-Carpio, putri mantan presiden Rodrigo Duterte, naik menjadi wakil presiden.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo