Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Jatuhnya sang Perdana Menteri

Kisah perdana menteri yunani, andreas papandreou, mengundurkan diri secara resmi, skandal penggelapan uang, bidang perbankan, industri persenjataan dan skandal asmara menyebabkan ia jatuh.

1 Juli 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yunani, negeri mitologi, dua pekan lalu menyelenggarakan pemilihan umum anggota parlemen. Gerakan Sosialis Panhellena (Pasok), Partai Sosialis yang berkuasa, ternyata kalah. Hanya memperoleh 125 dari 300 kursi yang diperebutkan. Partai Demokrasi Baru (PDB) meraih 145 kursi, dan sisanya milik gabungan Partai Komunis dan partai kiri lainnya. Karena kekalahan itu, Senin pekan lalu PM Andreas Papandreou resmi mengundurkan diri. Dan oleh sebab tak satu pihak pun meraih kemenangan mutlak, menurut UU Yunani, pembentukan pemerintahan baru pertama-tama diberikan pada PDB, yang memperoleh kursi terbanyak. Constantine Mitsotakis, ketua partai PDB, menyatakan gagal membentuk pemerintahan koalisi, Jumat pekan lalu, setelah diberi waktu tiga hari. Kini kesempatan terbuka bagi Papandreou yang mengundurkan diri itu. Masalahnya, bekas perdana menteri Yunani itu sejak Kamis pekan lalu terbaring sakit di ruang gawat rumah sakit Athena. Jantung dan ginjalnya kambuh. Selain itu sudah jauh hari pihak PDB maupun Partai Komunis bertekad tak bersedia bekerja sama dengan Pasok di bawah pimpinan Papandreou. Walhasil, tipis kemungkinan Papandreou bisa kembali menjadi PM. Tipisnya kemungkinan itu juga disebabkan selama 10 bulan terakhir ini pemerintahan Papandreou diguncang skandal yang parah. Pertama, skandal penggelapan uang senilai US$ 200 juta dalam bidang perbankan dan industri persenjataan, yang dikenal dengan "skandal Koskotas". Delapan menteri Papandreou terlibat, dan kemudian dipecat. Yang lebih seru tentulah skandal asmara sang perdana menteri sendiri. Tampaknya, justru yang terakhir inilah yang menyebabkan Pasok kalah. SEKITAR dua tahun lalu sebenarnya Margaret Papandreou sudah mengetahui hubungan intim suaminya dengan Dimitra Liani, pramugari pesawat Perdana Menteri. Entah kenapa ia abaikan hal tersebut. Soal itu menjadi skandal nasional ketika PM Papandreou menangguhkan upacara untuk korban gempa, dengan alasan sibuk. Padahal, alasan sebenarnya hari itu Papandreou sudah telanjur kencan dengan Dimitra -- 35 tahun kini, pirang, tinggi, dan seksi. Semua ini diketahui Margaret lewat pers. Tapi ia yakin bahwa perkawinannya dengan Papandreou "begitu kukuh dan tak terguncangkan." Kepada teman-temannya ia mengatakan bahwa hubungan suaminya dengan Dimitra sekadar intermeso, tidak mendalam. Beberapa waktu kemudian Margaret tahu bahwa suaminva tak bahagia dengan proyek gerakan feminisnya. Itu sebabnya Papandreou merencanakan bercerai dengannya. Ini diketahui Margaret dari sebuah majalah Jerman Barat. Tapi istri perdana menteri itu tetap diam. Ia simpan deritanya untuknya sendiri, sambil bertanya-eanya, begitu tega Papandreou melupakan segalanya. Mereka saling tertarik ketika bertemu di Universitas Minnesota, AS. Andreas, 29 tahun kala itu, sebagai dosen ekonomi yang tampan, brilyan, dan datang dari keluarga politikus Yunani terkemuka. Margaret, 25 tahun, memimpin sebuah lembaga kehumasan. Mereka menikah pada 1951, setelah menceraikan pasangan masing-masing. Pada 1964 George Papandreou, ayahnya, terpilih menjadi PM Yunani. Ketika itulah Andreas melepaskan kewarganegaraan Amerikanya (ia lari ke AS ketika ayahnya ditangkap oleh rezim militer, 1939), dan kembali ke Yunani, dan terpilih sebagai anggota parlemen. Tiga tahun kemudian sebuah kudeta militer berdarah terjadi. Andreas dan bapaknya ditahan. Ketika itulah kesetiaan Margaret terbuktikan. Ia hampir tiap malam dengan mobilnya lewat di depan gerbang penjara terpencil tempat suaminya disimpan, hanya guna menyalakan rokok, agar semangat hidup Papandreou tetap menyala. Tak hanya itu. Ia pun berhasil menggerakkan teman-teman Amerikanya dulu guna menulis surat kepada Presiden AS, Lyndon Johnson kala itu, agar mencampuri yunta militer di Yunani. Sukses. Delapan bulan kemudian Papandreou dibebaskan. Mereka pun lalu menjalani hidup pengucilan: di Paris, Stockholm, dan Toronto. Di Stockholm Papandreou terlibat asmara, dan kata orang bukan untuk pertama kalinya. Tapi ia mengaku kepada Margaret bahwa pacarnya itu tak berarti apa-apa. Pada 1968 ayah Andreas meninggal. Tujuh tahun kemudian Papandreou dan Margaret balik ke Yunani. Ketika itulah yunta militer ambruk, dan Papandreou mendirikan Pasok. Pada 1981 ia terpilih menjadi perdana menteri. Margaret merasa ikut andil mempopulerkan nama suaminya. Ia mendirikan Persatuan Wanita Yunani, dan pelan-pelan memperoleh reputasi internasional. Ia tak cuma sebagai seorang ibu negara. Tapi seorang yang sangat cocok mendampingi Papandreou yang menjadi simbol demokrasi di negeri yang lama dicengkeram kediktatoran militer. Tapi Papandreou semakin jauh. Agustus 1988 Papandreou operasi jantung di London, dan ditemani Dimitra. Seorang wartawan sempat memotret mereka bergandengan tangan di taman rumah sakit. Dan tak lama kemudian Papandreou mengajukan perceraian kepada Margaret, wanita yang telah memberinya empat anak dan dua cucu. Margaret menolak. Papandreou semakin nekat. Ia membawa Dimitra ke pertemuan puncak negara-negara Eropa 1988. Akhirnya Margaret menyetujui perceraian, Jumat tiga pekan lalu. Bila nanti Harilaos Floralkis, ketua gabungan Partai Kiri, gagal membentuk kabinet, tampaknya pemilu akan diulang. Yang jelas, Papandreou tak lagi ambil bagian.Farida Sendjaja

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum