Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kementerian Luar Negeri Jerman Minta Warga Palestina Tak Dipaksa Kosongkan Gaza

Kementerian Luar Negeri Jerman mengingatkan Gaza tidak boleh secara permanen diduduki atau dijajah kembali oleh Israel

27 Januari 2025 | 21.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pengungsi Palestina menunggu untuk diizinkan kembali ke rumah mereka oleh pihak Israel di jalan utama menuju Gaza utara, 26 Januari 2025. Reuters/Hatem Khaled

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Jerman pada Senin, 27 Januari 2025, mengingat populasi Palestina tidak boleh dikeluarkan dari Gaza. Peringatan itu disampaikan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan Yordania dan Mesir seharusnya mengambil lebih banyak pengungsi Palestina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Pandangan negara anggota Uni Eropa, mitra-mitra kami di Arab, dan PBB bawah populasi Palestina tidak boleh dikeluarkan dari Gaza dan Gaza tidak boleh secara permanen diduduki atau dijajah kembali oleh Israel,” kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yordania telah menjadi rumah bagi jutaan warga Palestina, sedangkan puluhan ribuan warga Palestina tinggal di Mesir. Kedua negara telah menolak usulan agar warga Palestina di Gaza dipindah ke Yordania dan Mesir. Gaza adalah sebuah wilayah milik Palestina ini menjadi bagian dari masa depan negara Palestina. 

“Saya mengatakan padanya (Raja Abdullah dari Yordania) agar Yordania mengambil lebih banyak pengungsi Palestina karena saya melihat keseluruhan Jalur Gaza benar-benar kacau. Itu sungguh suatu kekacauan. Saya ingin mereka membawa warga Gaza (keluar),” kata Trump, yang bertelepon dengan Raja Abdullah pada Sabtu, 26 Januari 2025.     

Washington dihujani kritik karena mendukung Israel dan membantu Negeri Bintang Daud itu bertahan dari kelompok-kelompok seperti Hamas di Gaza, Hizbullah di Lebanon dan Houthi di Yaman.
   
Hampir 69 persen bangunan di wilayah Gaza telah rusak atau hancur. Rumah-rumah, sekolah, bahkan rumah sakit ikut menjadi korban perang. Di Beit Lahiya, seorang janda yang meminta dirinya disebut sebagai Um Saber, mengatakan bahwa rumahnya rata dengan tanah. Ia dan keluarganya menemukan jasad-jasad manusia di jalan, beberapa telah tergeletak selama berminggu-minggu.

Di Rafah, pemandangan serupa terlihat. Mohamed Abu Taha menyebut kotanya kini mirip dengan film horor. “Rumah-rumah rata dengan tanah. Kami menemukan sisa-sisa tubuh manusia di antara puing-puing. Rasanya sulit dipercaya,” katanya.

Sumber:Reuters

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus