Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Jepang, Iwaya Takeshi, dalam pertemuan para menteri luar negeri G7 di Fiuggi, Italia, pada Selasa, 26 November 2024, mengomentari bantuan Korea Utara ke Rusia dalam perang Ukraina. Dilansir dari situs Kementerian Luar Negeri Jepang, Iwaya menyatakan Jepang sangat prihatin dengan aktivitas nuklir dan rudal Korea Utara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jepang bersedia bekerja sama dengan negara-negara anggota G7 untuk mendorong respons yang kuat dari komunitas internasional secara keseluruhan, termasuk memperkuat penerapan resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan, dan menyetujui kerja sama lebih lanjut di antara negara-negara G7.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para peserta rapat para menteri luar negeri anggota G7 itu, juga berbagi soal kekhawatiran mereka tentang dugaan pengerahan tentara Korea Utara ke Rusia dan keterlibatan mereka dalam pertempuran. Pergerakan tentara Rusia di Ukraina sangat cepat sejak awal invasi Rusia pada 2022. Menurut analis dan blogger perang, pasukan Rusia merebut wilayah seluas setengah dari luas Kota London dalam sebulan terakhir.
Perang Ukraina saat ini memasuki fase yang menurut beberapa pejabat Rusia dan negara-negara Barat bisa menjadi fase paling berbahaya setelah tentara Rusia memperoleh sebagian keuntungan teritorial terbesar mereka dan Amerika Serikat mengizinkan Kyiv untuk membalas serangan Rusia dengan rudal dari Negeri Abang Sam tersebut.
"Rusia telah mencetak rekor mingguan dan bulanan baru untuk ukuran wilayah yang diduduki di Ukraina," demikian diwartakan kantor berita independen Rusia Agentstvo.
Tentara Rusia merebut hampir 235 km persegi (91 mil persegi) wilayah Ukraina selama seminggu terakhir, atau menyentuh rekor mingguan sepanjang 2024. Sebelumnya pada November 2024, tentara Rusia merebut 600 km persegi (232 mil persegi) wilayah Ukraina berdasarkan data dari DeepState, yakni sebuah kelompok yang memiliki hubungan dekat dengan tentara Ukraina yang mempelajari rekaman pertempuran dan menyediakan peta garis depan.
Rusia mulai maju lebih cepat di Ukraina timur pada Juli atau tepat saat pasukan Ukraina menguasai sebagian kecil wilayah barat Kursk. Sejak saat itu, kemajuan Rusia telah dipercepat. Rusia saat ini menguasai 18 persen wilayah Ukraina termasuk seluruh Krimea, lebih dari 80 persen wilayah Donbas, yang meliputi Luhansk dan Donetsk, dan lebih dari 70 persen wilayah Zaporizhzhia dan Kherson, serta kurang dari 3 persen wilayah Kharkiv.
Meski begitu, tidak ada pihak yang menerbitkan data akurat tentang kerugian mereka sendiri meskipun intelijen Barat memperkirakan korban berjumlah ratusan ribu orang tewas atau terluka, sementara sebagian besar wilayah timur dan selatan Ukraina telah berubah menjadi wilayah terlantar.
Pilihan editor: Korea Utara Ratifikasi Pakta Pertahanan dengan Rusia
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini