Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Jepang, Takeshi Iwaya, mengatakan Korea Utara tampaknya sedang mengembangkan hulu ledak rudal untuk menembus perisai rudal balistik yang menjaga Jepang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Takeshi Iwaya mengatakan pada konferensi pers bahwa Jepang meyakini roket itu adalah rudal balistik jarak pendek baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tes rudal jarak pendek baru-baru ini telah memicu alarm di negara tetangga seperti Jepang meski Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menganggap peluncuran itu sebagai hal tidak penting.
Uji coba penembakan pada Sabtu, 24 Agustus 2019 terjadi sehari setelah Seoul mengatakan pihaknya mengakhiri pakta berbagi intelijen militer dengan Tokyo, di tengah pertengkaran kedua negara yang memburuk mengenai kerja paksa di masa Perang Dunia II.
Iwaya dan pejabat Jepang lainnya menyebut keputusan Seoul sebagai tidak rasional saat ancaman Korea Utara semakin meningkat.
Jepang dan Amerika Serikat memiliki kapal perusak Aegis yang dikerahkan di Laut Jepang yang dipersenjatai dengan rudal pencegat. Rudal ini dirancang untuk menghancurkan hulu ledak di luar angkasa. Jepang juga berencana untuk membangun dua baterai Aegis darat untuk meningkatkan perisai rudal balistiknya.
Namun sistem pertahanan itu dirancang untuk melawan proyektil pada lintasan reguler dan karenanya dapat diprediksi, dan setiap variasi dalam jalur penerbangan akan membuat intersepsi menjadi lebih rumit.
Analisis terperinci atas peluncuran terbaru Korea Utara sedang berlangsung dengan Amerika Serikat, kata seorang pejabat kementerian pertahanan Korea Selatan mengatakan pada Selasa.
Channel News Asia melaporkan Presiden AS, Donald Trump, dan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, telah bertemu pada akhir Juni di garis perbatasan Zona Demiliterisasi untuk melanjutkan pembicaraan damai kedua negara. Saat ini, tim level kerja dari kedua negara sedang menyiapkan poin-poin untuk pertemuan puncak ketiga guna mengakhiri pengembangan nuklir dan rudal balistik di Semenanjung Korea.
MEIDYANA ADITAMA WINATA