Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kanselir Jerman Olaf Scholz meyakinkan Jerman tidak akan menceburkan diri dalam perang Ukraina, namun Jerman akan terus mensuplai persenjataan ke Kyev. Kepastian itu disampaikan Scholz di tengah sebuah diskusi publik soal apakah Berlin harus mensuplai rudal – rudal Taurus jarak Panjang ke Kyev.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Scholz, pihaknya sangat mencegah Jerman secara aktif terlibat dalam perang Ukraina. Untuk itulah kenapa Jerman tidak menempatkan tentara di Ukraina dan pengerahan tentara ke sana tidak akan pernah terjadi. Akan tetapi, Scholz memastikan Berlin akan tetap mengirimkan dukungan ke Ukraina lewat pengiriman senjata-senjata. Baginya, setiap keputusan harus dihormati karena sudah dipertimbangkan dengan baik-baik dan dikoordinasikan dengan sekutu-sekutunya. Dia pun yakin, negara-negara Barat tidak menginginkan konflik berkembang menjadi perang antara Rusia dengan NATO.
Sebelumnya pada awal bulan ini, anggota parlemen Ukraina Egor Chernev mengklaim banyak dari mitra-mitranya di Jerman bersedia memberikan bantuan ke Kyev dengan mengirimkan rudal Taurus, yang punya jarak tembus hingga 500 kilometer. Dalam klaimnya, Chernev juga menyebut konsensus luas tentang masalah ini telah dicapai di antara politikus Jerman dan Ukraina saat ini menunggu keputusan resmi.
Stasiun televisi asal Jerman RTL dan komisi n-tv melakukan sebuah jajak pendapat pada warga negara Jerman. Hasil survei mengindikasikan sekitar 66 persen responden menolak gagasan ini (mengirim rudal Taurus). Hanya 28 persen yang mendukung.
Ukraina sudah merengek pada Jerman agar mengirimkan rudal Taurus setidaknya sejak akhir Mei 2023. Permintaan ini sudah dilayangkan pada sejumlah pejabat tinggi Jerman, di antaranya Kanselir Scholz dan Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius. Namun sejauh ini permintaan Ukraina tersebut masih ditolak Jerman.
Jerman sebelumnya selama berbulan-bulan ragu-ragu mengirimkan tank Leopard untuk bertempur (di perang Ukraina). Akan tetapi, pada akhirnya menyetujuinya pada akhir Januari 2023.
Sumber: RT.com
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.