Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Donald Trump, calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, tidak mau lagi maju di pilpres AS jika dia kalah dalam pemilu 5 November mendatang. Dalam sebuah wawancara yang dipublikasi pada Minggu, 22 September 2024, Trump mengatakan ini akan menjadi pencalonannya yang terakhir untuk menjadi orang nomor satu di Amerika Serikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika ditanya apakah dia melihat kemungkinan mencalonkan diri lagi dalam pilpres AS empat tahun ke depan jika dia kalah dalam pemilu tahun ini, Trump, 78 tahun, menjawab “Tidak, saya tidak melihat kemungkinan itu sama sekali. Semoga saja pilpres kali ini sukses,”.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Persaingan antara Trump dan calon presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris sangat ketat meski tampaknya Harris memperlihatkan kemungkinan unggul dari Trump berdasarkan sejumlah jajak pendapat yang dilakukan secara nasional. Trump pertama kali mencalonkan diri pada pipres AS pada 2017 dan terpilih sebagai orang nomor satu di Gedung Putih. Pada November 2022 dia kembali mencalonkan diri, namun kalah dari Joe Biden.
Trump terus-menerus menyalahkan kekalahannya dalam pilpres 2020 dengan alasan Biden melakukan penipuan. Trump pun menghadapi dakwaan federal dan kriminal karena berupaya membatalkan hasil pemilu. Trump berkeras tidak melakukan kesalahan apapun dan menyebut tuntutan hukum terhadapnya adalah sebuah serangan politik.
Trump adalah seorang miliarder sebelum terjun ke politik Amerika Serikat. Dia meluncurkan sejumlah bisnis di tengah masa kampanye, diantaranya Trump Media, NFT, sepatu keds merek Trump dan krypto. Saat ditanya apakah jeda empat tahun dari pilpres sebelumnya telah membuat Trump bisa mengidentifikasi siapa saja yang bisa dipercaya sebagai sekutu, Trump menjawab hal itu bukan perkara mudah.
Sementara itu Harris, 59 tahun, telah menjadikan pilpres AS sebagai momen demokrasi, di mana dia fokus mencari isu-isu untuk diselesaikan seperti biaya hidup dan penyediaan tempat tinggal bagi warga Amerika Serikat.
Sumber: Reuters
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini