Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - John Dramani Mahama akan kembali dilantik untuk periode kedua sebagai Presiden Ghana pada Selasa, 7 Januari 2025, waktu setempat. Dia mendapat mandat yang hampir sama dengan jabatannya dulu yakni mengatasi korupsi, tingginya angka pengangguran, inflasi dan ketidak-puasan publik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mahama, 66 tahun, adalah ketua oposisi di Ghana. Dia memenangkan pilpres pada 7 Desember 2024 dengan margin yang cukup besar sehingga memungkinkannya kembali menduduki kuris orang nomor satu di Ghana. Ghana adalah sebuah negara di Afrika Barat yang terkenal sebagai produsen cokelat terbesar kedua di dunia.
Mahama menggantikan presiden Nana Akufo-Addo, yang tak bisa lagi mencalonkan diri sebagai presiden karena sudah dua periode menjabat. Ghana merupakan negara demokratis yang saat ini dikepung oleh negara-negara yang melakukan kudeta militer dan pemberontakan bersenjata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah pandemi Covid-19, Ghana mengalami krisis tingginya biaya hidup hingga harus mendapat dana talangan dari Dana Moneter Internasional dan gagal bayar utang. Saat ini, ekonomi Ghana perlahan mulai tumbuh.
Akan tetapi, Mahama kemungkinan akan berada di bawah tekanan untuk segera mewujudkan janji-janji kampanyenya, seperti mengatasi tingginya angka pengangguran di kalangan usia muda Ghana dan korupsi yang sudah mengakar di negara itu. Mahama juga harus menghadapi masalah ketidak percayaan terhadap sistem politik di Ghana.
“Rata-rata warga Ghana mulai tidak sabar dengan demokrasi kami. Warga sudah melakukan apa yang menjadi bagian dari tugasnya, namun mereka terus bertanya apa yang mereka dapatkan dari demokrasi ini?,” kata Godfred Bokpin, profesor bidang keuangan dari Universitas Ghana.
Para analis dan pendukung Mahama dari Partai Kongres Nasional Demokrasi (NDC) menilai Presiden Mahama sosok politikus yang kaya pengalaman dan menguasai dua pertiga parlemen sehingga dia punya mandat kuat untuk mengambil keputusan dan menerapkan kebijakan-kebijakan yang kredibel untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dan meraih kepercayaan investor. Hanya saja, krisis listrik bisa menjadi ancaman bagi pemerintahan Mahama, di mana sebenarnya ini adalah masalah lama.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: KBRI Astana Ungkap Kerja Sama Indonesia dengan Kazakhstan dan Tajikistan Selama 2024
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini