Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pada Selasa, 7 Januari 2025, menolak keinginan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump. Dalam konferensi pers di Florida kemarin, Trump mengatakan ia mungkin menggunakan kekuatan ekonomi untuk menjadikan Kanada negara bagian AS ke-51.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tidak ada peluang sedikit pun bahwa Kanada akan menjadi bagian dari Amerika Serikat," kata Justin Trudeau dalam sebuah unggahan di X yang dilansir dari Reuters. "Pekerja dan masyarakat di kedua negara mendapatkan manfaat karena menjadi mitra dagang dan keamanan terbesar satu sama lain."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Trump, yang berbicara di resornya di Mar-a-Lago ditanya apakah dia mempertimbangkan penggunaan kekuatan militer untuk menguasai Kanada. Ia menjawab, "Tidak, kekuatan ekonomi. Karena Kanada dan Amerika Serikat, itu akan sangat berarti."
Donald Trump telah lama mengeluhkan surplus perdagangan Kanada dengan Amerika Serikat. Ia sebelumnya mengatakan kepada wartawan bahwa perbatasan tersebut merupakan garis yang dibuat secara artifisial.
Trump mengancam akan mengenakan tarif sebesar 25 persen pada impor dari Kanada. Negara ini mengirim 75 persen dari seluruh ekspor barang dan jasa ke selatan perbatasan.
Pada Selasa, Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly mengatakan komentar Trump menunjukkan kurangnya pemahaman tentang apa yang membuat Kanada menjadi negara yang kuat. "Kami tidak akan pernah mundur dalam menghadapi ancaman," ujarnya.
Justin Trudeau mengumumkan pada hari Senin bahwa ia akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai perdana menteri Kanada dalam beberapa bulan mendatang. Ia akhirnya tunduk pada tekanan dari anggota parlemen yang khawatir dengan ketidakpopuleran Partai Liberal. Pemilu berikutnya harus diadakan pada tanggal 20 Oktober dan jajak pendapat memprediksi kemenangan telak bagi oposisi resmi Partai Konservatif.
"Kanada tidak akan pernah menjadi negara bagian ke-51. Titik. Kami adalah negara yang hebat dan merdeka," kata pemimpin Konservatif Pierre Poilievre dalam sebuah unggahan di X.