Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kanada, Senin, 27 Mei 2024, mengatakan bahwa pihaknya akan memberikan visa sementara kepada 5.000 penduduk Gaza di bawah program khusus untuk kerabat warga Kanada yang tinggal di daerah kantong yang dilanda perang tersebut, sebuah langkah persiapan jika mereka dapat meninggalkannya di masa depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Angka tersebut merupakan peningkatan dari 1.000 visa penduduk sementara yang dialokasikan di bawah program khusus untuk Gaza yang diumumkan pada bulan Desember, kata kementerian imigrasi dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa banyak orang telah menyatakan minatnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Meskipun saat ini pergerakan keluar dari Gaza tidak memungkinkan, situasi bisa berubah sewaktu-waktu. Dengan peningkatan batas ini, kami akan siap untuk membantu lebih banyak orang seiring dengan perkembangan situasi," kata Menteri Imigrasi Marc Miller.
Menteri tersebut sebelumnya mengatakan bahwa meninggalkan Gaza sangat sulit dan tergantung pada persetujuan dari Israel.
Dalam salah satu serangan terbarunya, serangan udara Israel memicu kebakaran besar yang menewaskan 45 orang di sebuah kamp tenda di kota Rafah, Gaza, kata para pejabat pada hari Senin, yang memicu protes dari para pemimpin dunia.
Kanada telah membagikan nama-nama penduduk Gaza yang telah melewati penyaringan awal kepada pihak berwenang setempat untuk mengamankan jalan keluar mereka, kata Miller. Israel dan Mesir penting dalam upaya program ini untuk menyatukan kembali keluarga-keluarga di Kanada, kata menteri tersebut.
Seorang juru bicara Miller mengatakan bahwa beberapa penduduk Gaza telah tiba di Kanada di bawah program ini, tetapi penghitungan yang tepat tidak segera tersedia.
Hampir 36.000 warga Palestina telah terbunuh dalam serangan Israel di Gaza, menurut kementerian kesehatan setempat, dan sekitar 1,7 juta orang, lebih dari 75% penduduk Gaza, telah mengungsi, menurut badan pengungsi PBB UNRWA.
Israel melancarkan kampanye militernya setelah militan yang dipimpin Hamas menyerang komunitas-komunitas Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 sandera, menurut perhitungan Israel.
Kantor Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar mengenai serangan Rafah.
REUTERS