Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mufti Administrasi Keagamaan Republik Otonom Krimea, Ayder Rustamov, mengungkap pemeluk muslim di Krimea menderita di tengah invasi Rusia di Krimea. Rustamov membandingkan kondisi yang dialami warga Krimea dengan warga Palestina. Sebagaimana warga Palestina diusir Israel, warga asli Krimea juga diminta meninggalkan tanah airnya oleh Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Apa bedanya kami dengan orang-orang Palestina?" kata Rustamov saat ditemui Tempo di kantor Kedutaan Besar Ukraina untuk Indonesia di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Kamis, 19 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Krimea merupakan wilayah yang dulunya bagian dari Ukraina, namun dianeksasi oleh Rusia pada 2014. Krimea menjadi tempat tinggal bagi bangsa Tatar yang beragama Islam dengan leluhur berasal dari Turki.
Rustamov membandingkan perbuatan keji Israel dengan apa yang dilakukan Rusia terhadap rakyatnya. "Kami juga dibunuh. Kami juga diusir," ujarnya.
Menurut Rustamov, pengusiran Rusia terhadap penduduk Krimea dijalankan secara sistematis. Dia pun menyayangkan pemerintah Rusia yang tetap melakukan okupasi terhadap wilayah muslim di Krimea padahal banyak warga Rusia pemeluk Islam.
Lebih lanjut, Rustamov juga bercerita kelompok muslim Tatar kerap mendapatkan intimidasi dari otoritas Rusia yang telah melakukan aneksasi atau penyerobotan wilayah Krimea. Di mata Rusia, kegiatan keagamaan yang dilakukan komunitas muslim Krimea dianggap sebagai aktivitas ilegal.
Dia mengklaim pemuka agama hingga warga biasa juga seringkali dipersekusi oleh otoritas Rusia. Pelarangan juga sering menyasar kitab-kitab agama.
Rustamov mengharapkan negara-negara berpenduduk muslim dapat memberikan dukungan moral kepada warga Krimea. Dia juga menginginkan supaya proyek-proyek kemanusiaan dapat menyasar kepada rakyatnya yang kini menderita. Ahli fikih yang berwenang mengeluarkan fatwa itu menginginkan agar umat Islam, khususnya di Indonesia, dapat menaruh simpati terhadap rakyat Krimea yang mengalami penindasan dan pengusiran oleh Rusia.
Pilihan editor: Hadapi Krisis Tenaga Kerja, Jepang Harapkan Bantuan Indonesia
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini