Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Top 3 Dunia: Penyerang di Pasar Natal Jerman Ateis hingga Militer Israel Kebobolan

Top 3 dunia adalah penyerang di Pasar Natal Jerman pria Arab yang mengaku ateis hingga serangan rudal Houthi ke Israel.

23 Desember 2024 | 06.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 dunia kemarin diawali dari berita penyerangan pasar Natal di Jerman. Tersangka pelakunya adalah pria keturunan Arab Saudi yang mengaku ateis.

Berita selanjutnya top 3 dunia adalah pemerintah Albania yang melarang Tiktok pada 2025 hingga Israel yang diserang kelompok Houthi. Berikut selengkapnya: 

1. Penyerang Bermobil di Pasar Natal Jerman Anti Islam Keturunan Arab Saudi

Tersangka pelaku penabrakan mematikan di pasar Natal di kota Magdeburg, Jerman, pada hari Jumat adalah seorang pengungsi dari Arab Saudi berusia 50 tahun. Dilansir dari France 24, dia berasal dari keluarga Syiah yang menyatakan dirinya sebagai seorang ateis dan anti-Islam.

Tersangka bernama Taleb Jawad al-Abdulmohsen telah tinggal di Jerman sejak 2006. Ia berpraktik sebagai psikiater di kota Bernburg, dekat Magdeburg. Ia tidak diketahui memiliki hubungan dengan para jihadis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Abdulmohsen ditangkap di dalam mobil yang digunakan untuk penyerangan tersebut. Ia diduga sengaja menabrak kerumunan pengunjung acara Natal di Jerman utara pada Jumat malam, menewaskan lima orang dan melukai lebih dari 200 orang. Penabrakan itu terjadi delapan tahun setelah serangan serupa di pasar Natal di Berlin yang menewaskan 13 orang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pihak berwenang di Jerman mengatakan tanggal tersebut bukan suatu kebetulan. Pihak berwenang tidak mengatakan serangan itu berhubungan dengan kelompok Islam. 

Di media sosial, Abdulmohsen menggambarkan dirinya sebagai korban penganiayaan yang telah meninggalkan Islam. Ia juga mengecam apa yang dikatakan sebagai Islamisasi Jerman.

Ia berasal dari keluarga Syiah di desa Hofuf di provinsi al-Ahsa yang mayoritas penduduknya beragama Syiah, di timur Arab Saudi. Dia tiba di Jerman pada 2006 dan diberikan status pengungsi 10 tahun kemudian, menurut media Jerman dan seorang aktivis Saudi.

Simak di sini selengkapnya. 

2. Militer Israel Kebobolan, Houthi Tembakan Rudal ke Tel Aviv

Serangan rudal hipersonik dari kelompok HouthiYaman, mengenai sejumlah warga di Israel. Melalui akun Telegram yang dilansir dari Euronews, Houthi mengatakan telah mengarahkan rudal balistik hipersonik ke target militer yang tidak dikenal.

Sekitar 16 orang terluka oleh pecahan kaca setelah sebuah roket yang ditembakkan dari Yaman menghantam distrik Jaffa di kota Tel Aviv, Israel, pada Jumat malam. Sebanyak 14 orang lainnya mengalami luka ringan saat mereka bergegas ke tempat perlindungan ketika sirene serangan udara berbunyi sebelum fajar hari Sabtu, kata militer Israel.

Kelompok Houthi mengeluarkan pernyataan di Telegram yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Mereka mengatakan mereka telah mengarahkan rudal balistik hipersonik ke sasaran militer. 

“Sebuah kilatan cahaya, sebuah hantaman, dan kami jatuh ke tanah. Kekacauan besar, pecahan kaca berserakan di mana-mana,” kata Bar Katz, seorang penghuni gedung yang rusak.

Serangan itu terjadi setelah serangan udara Israel terhadap ibu kota Yaman yang dikuasai Houthi, Sanaa, dan kota pelabuhan Hodeida menewaskan sedikitnya sembilan orang pada hari Kamis. Serangan Israel tersebut merupakan respons terhadap rudal jarak jauh Houthi yang menghantam gedung sekolah di Israel tengah.

Baca di sini selengkapnya.

3. Pemerintah Albania Blokir TikTok Pada 2025

Albania mengumumkan melarang TikTok selama satu tahun pada 2025. Perdana Menteri Edi Rama menyalahkan platform tersebut karena memicu kekerasan di kalangan remaja di dalam dan di luar sekolah.

Dikutip dari Anadolu, pelarangan Tiktok diputuskan setelah seorang anak sekolah berusia 14 tahun ditikam hingga tewas pada bulan November oleh teman sekelasnya. Media lokal mengatakan insiden penikamana terhadap anak sekolah tersebut merupakan hasil pertengkaran antara kedua anak laki-laki tersebut di media sosial.

"Hal itu jauh lebih kuat, jauh lebih berpengaruh, dan jauh lebih menarik bagi seorang anak ketika pembuat onar di lingkungan sekitar yang mereka ikuti di TikTok lebih menarik daripada nilai-nilai yang ingin ditanamkan di rumah. Dan kami khawatir bahwa ketika anak-anak meninggalkan rumah, pengaruh itulah yang akan mereka dapatkan," kata Rama dalam sebuah pertemuan dengan kelompok orang tua dan guru di ibu kota Tirana.

Sebuah rencana aksi baru yang ditujukan untuk memperkuat mekanisme keamanan sekolah dan meningkatkan hubungan antara sekolah, siswa, dan orang tua dipresentasikan pada acara tersebut.

Simak di sini selengkapnya. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus