Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Berita Tempo Plus

Bayang-bayang Adik Bungsu

Kim Yo-jong, adik Kim Jong-un, digadang-gadang sebagai pemimpin Korea Utara berikutnya. Mulai diberi posisi strategis.

5 September 2020 | 00.00 WIB

Kim Yo-jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, yang juga Wakil Direktur Komite Pusat Partai Buruh, terlihat di hotel Metropole selama KTT Korea Utara-Amerika di Hanoi, Vietnam 28 Februari 2019. REUTERS / Leah Millis
Perbesar
Kim Yo-jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, yang juga Wakil Direktur Komite Pusat Partai Buruh, terlihat di hotel Metropole selama KTT Korea Utara-Amerika di Hanoi, Vietnam 28 Februari 2019. REUTERS / Leah Millis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Kim Yo-jong, adik Kim Jong-un, digadang-gadang sebagai pemimpin Korea Utara berikutnya.

  • Peran politiknya dimulai sebagai pendamping sang kakak.

  • Belakangan, dia membuat pernyataan-pernyatan keras yang menyerang Korea Selatan.

KOTA Pyongyang kini dikarantina penuh karena pandemi Covid-19. Menurut Chosun Ilbo, pemeriksaan di rel kereta api dan jalan raya ditingkatkan untuk mencegah orang-orang keluar-masuk ibu kota Korea Utara itu. "Pemeriksaan dilakukan begitu sering hingga semut pun tidak bisa lewat," kata sumber media Korea Selatan tersebut, Senin, 31 Agustus lalu. "Kim Yo-jong adalah komandan tertinggi dari semua upaya karantina."

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus