Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kasus Covid-19 di Cina dan Korea Selatan Naik Lagi

Kasus virus corona baru di Korea Selatan menembus 242 dalam sehari.

12 Maret 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas mendisinfeksi stasiun kereta bawah tanah untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Seoul, Korea Selatan, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEOUL – Korea Selatan kemarin melaporkan lonjakan kasus virus corona jenis baru atau Covid-19. Lonjakan kasus itu membalikkan penurunan infeksi selama 11 hari di Negeri Ginseng tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) mengatakan 242 kasus baru dilaporkan, padahal sehari sebelumnya hanya 35 kasus. Total keseluruhan orang yang terinfeksi di Korea Selatan hingga kemarin menjadi 7.755, sementara kematian akibat virus corona menjadi 60 orang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal itu terjadi ketika pihak berwenang menguji ratusan anggota staf yang bekerja di sebuah kantor call center di Ibu Kota Seoul. Wali Kota Seoul Park Won-soon mengatakan hasil tes Covid-19 dari setidaknya 90 orang pegawai dan kerabat mereka positif.

"Ini adalah infeksi kluster terbesar di Seoul," kata Park dalam wawancara radio, kemarin. Ia menambahkan, tes sedang dilakukan pada sekitar 550 orang yang bekerja di gedung yang sama.

Selain di Seoul, penambahan kasus terbesar terjadi di Kota Daegu, yang paling parah dilanda virus corona. Lebih dari 140 kasus infeksi baru dilaporkan. Pihak berwenang mengatakan sedang menguji 200 anggota staf yang bekerja di tempat kasus pertama ditemukan. Mereka juga bekerja sambil memantau orang lain di angkatan kerja pusat yang jumlahnya hingga 800 orang.

Virus juga menular di provinsi terdekat Daegu, Gyeongsang Utara. "Telah ada tren stagnasi dalam kasus Daegu meskipun sedikit meningkat hari ini," ujar Yoon Tae-ho, Direktur Jenderal Kebijakan Kesehatan Masyarakat.

Kendati jumlah peningkatan kasus masih jauh di bawah 500-600 kasus sehari seperti yang terjadi saat pandemi dimulai pada awal Maret lalu, pihak berwenang Korea Selatan telah memperingatkan agar tidak lengah terhadap risiko infeksi kluster kecil yang berkelanjutan.

Korea Selatan adalah negara pertama yang melaporkan jumlah virus corona yang signifikan di luar Cina, tempat penyakit ini pertama kali muncul. Korsel masih menjadi salah satu negara yang terkena dampak paling parah meskipun angka kematian berhasil ditekan di bawah 1 persen.

Penghitungan kasus harian di Korsel melonjak pada 29 Februari lalu. Saat itu, 909 orang dilaporkan terjangkit Covid-19 ketika pihak berwenang menguji sekitar 200 ribu pengikut sebuah gereja Kristen di Kota Daegu.

Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah kasus melambat dalam beberapa hari terakhir. Hal itu meningkatkan harapan bahwa Korsel dapat mengendalikan virus corona.

Kenaikan kasus juga terjadi di Cina. Sebanyak 24 kasus tambahan infeksi virus corona terkonfirmasi pada Selasa lalu. Komisi Kesehatan Nasional Cina mengatakan jumlah ini kembali naik dari 19 kasus pada hari sebelumnya. Namun jumlah ini jauh dari puncak wabah pada Januari lalu.

Kasus baru tersebut menambah jumlah akumulasi di Cina daratan menjadi 80.778 kasus. Sementara itu, jumlah korban meninggal akibat wabah corona di Cina daratan mencapai 3.158 orang hingga Selasa lalu, yang juga naik 22 orang dibanding Senin.

Provinsi Hubei di Cina tengah, episentrum wabah corona, merupakan tempat seluruh kematian baru tersebut, dengan 19 di antaranya terjadi di Ibu Kota Wuhan. Lebih dari 4.000 orang meninggal dan lebih dari 110 ribu orang terinfeksi di seluruh dunia, yang sebagian besar berasal Cina.

Kendati kasus Covid-19 kembali naik di kedua negara tersebut, baik Korsel maupun Cina masih menjadi panutan dalam penanganan virus mematikan tersebut. Beijing mengklaim penurunan kasus Covid-19 di negaranya terjadi berkat karantina ketat terhadap ratusan juta warga, terutama di wilayah yang terkena dampak.

Adapun Seoul meluncurkan program pengujian publik massal dalam menanggapi penyebaran wabah dari Daegu, kota terbesar keempat di negara itu.

Lebih dari 210 ribu tes telah dilakukan, dengan 15 ribu tes baru dilakukan setiap hari secara gratis. Tingkat kematian pun berhasil ditekan di bawah 1 persen, jauh di bawah angka estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang mencapai 3,4 persen.

Pemerintah Korea Selatan menolak karantina seperti yang dilakukan Cina dan berkonsentrasi pada pengujian sejumlah besar orang dalam upaya mengidentifikasi "hotspot" infeksi. Sebagai satu dari tiga "zona perawatan khusus" yang ditunjuk, Daegu menerima tambahan pasokan peralatan medis dan staf. Tentara juga dikirim untuk mendisinfeksi jalanan.

Hong Ki-ho, seorang dokter di Seoul Medical Center, percaya keakuratan tes virus corona baru milik negara itu sebesar "99 persen ­tertinggi di dunia". Dia menunjuk pengembangan komersial yang cepat dan penyebaran alat tes baru yang dimungkinkan oleh proses regulasi pelacakan pasien dengan cepat.

"Kami membuat alat tes berdasarkan protokol WHO dan tidak pernah mengikuti metode uji Cina," tutur Hong. CHANNEL NEWSASIA | RAPPLER | REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI


Kasus Covid-19 di Cina dan Korea Selatan Naik Lagi

 
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus