Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kecemasan Seorang Pembocor

Mantan Menteri Pertahanan Donald Rumsfeld mengungkap identitas penyebar foto tawanan Abu Ghraib. Sang pembocor merasa terancam sekarang.

13 Agustus 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MASA depan kini dihadapi dengan khawatir oleh bekas sersan Joseph M. Darby. Terutama bila ia mengingat hari kebebasan koleganya. ”Pandangan matanya yang sedingin batu, penuh kebencian terhadap saya ketika di persidangan. Seakan-akan kebencian yang akan dipeliharanya sampai ia bebas nanti,” ujar Darby dalam wawancara dengan BBC Radio 4’s The Choice, yang disiarkan pada Selasa pekan lalu.

Kekhawatiran mantan tentara berusia 28 tahun itu berawal dari kejadian menjelang akhir tahun 2003 di Irak. Sebagai tentara cadangan, Darby ditempatkan di korps polisi militer di penjara Abu Ghraib. Ia sudah bertugas tujuh bulan, sampai satu hari koleganya, Charles Graner, sesama tentara di sana, menunjukkan dua keping cakram digital (CD) yang penuh foto. ”Sebagian besar foto adalah pemandangan di sekitar Hilla dan Bagdad,” tutur Darby. Sebagian kecil sisanya kemudian menggemparkan dunia: para tahanan Irak terlihat telanjang bulat membentuk ”piramid pengorbanan manusia”.

”Saat melihat foto piramid itu untuk pertama kalinya, saya tertawa karena tak terpikir bahwa itu adalah para tahanan Irak. Saya pikir itu sesama serdadu karena tentara sering melakukan hal-hal konyol,” katanya. Setelah tahu fakta yang sebenarnya, Darby tak bisa tidur selama tiga pekan. Akhirnya keputusannya bulat sudah. Ia menyampaikan CD itu ke agen khusus Tyler Pieron dari Komando Investigasi Kriminal Militer Amerika Serikat, Januari 2004. Dan betul saja, ketika foto itu dilihat dunia, Graner dan para serdadu lain yang terlihat pada foto itu diajukan ke mahkamah militer atas tuduhan kejahatan perang. Pada 14 Januari 2005, ia dijatuhi hukuman 10 tahun penjara.

Sampai persidangan dimulai, suasana dirasakan baik-baik saja oleh Darby. Apalagi Pieron menjanjikan bahwa ia tetap anonim dalam kasus pembocoran CD itu. Tak dinyana, dalam dengar pendapat antara Menteri Pertahanan saat itu Donald Rumsfeld dan Senat, Darby mendengar sesuatu yang sama sekali tak diharapkan. Rumsfeld menyatakan terima kasih dengan menyebut nama lengkapnya secara jelas. Darby melongo. ”Ini bukan ketidaksengajaan, karena acara itu berjalan dengan skenario yang rapi,” ujar Darby. Rasa kagetnya tak lama karena kawan-kawannya memberikan ucapan selamat atas keberaniannya itu.

Beberapa saat kemudian, Darby menerima sepucuk surat dari Rumsfeld, yang menegaskan bahwa ia tak berniat buruk selain untuk memberikan pujian dan tak berpikir tentang anonimitas yang seharusnya didapatkan Darby. ”Saya sungguh tak habis pikir bagaimana mungkin Menteri Pertahanan Amerika Serikat tak mengerti bahwa saksi kunci untuk kasus kriminal seperti ini tetap harus dibuat anonim,” katanya mengeluh.

Sementara di tenda-tenda militer mereka yang panas di Irak Darby tetap ditatap dengan hormat oleh tentara lain, tak demikian dengan kondisi di kampung halamannya di Corriganville, Maryland. Istrinya, Bernadette, yang juga tak tahu bahwa foto itu beredar berkat suaminya, menjadi ketakutan dan segera pindah ke rumah saudara perempuannya. Rumah mereka dicorat-coret dengan berbagai tulisan yang menyebut Darby sebagai pengkhianat Amerika.

”Sebagian orang memang tak lagi melihatnya sebagai persoalan benar atau salah, melainkan saya menyebabkan sejumlah tentara Amerika kini ditahan di Irak,” katanya. Media massa Amerika sendiri tetap melihat Darby sebagai pahlawan, seperti jaringan televisi ABC yang memilihnya sebagai satu dari tiga tokoh tahun ini pada Desember 2004. Begitu persidangan selesai, Darby memilih mundur dari kemiliteran, dan mengajak istrinya pindah ke kota lain yang tak disebut namanya.

Adakah Darby menganggap dirinya sebagai pahlawan, atau justru pengkhianat terhadap teman satu regu? ”Saya hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang prajurit. Tak kurang, tak lebih.”

Akmal Nasery Basral (BBC, Washington Post, ABC News)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus