Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Sensasi Si Sayap Terbang

13 Agustus 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Si Sayap Terbang. Inilah sebutan pesawat X-48B, temuan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Bentuknya tak lazim. Berlainan dari pesawat biasa yang sayapnya menempel di tengah badan pesawat, pangkal sayap X-48B melekat dari kepala hingga ekor badan pesawat.

NASA merancang dan merakit pesawat ini selama tujuh tahun. Mereka mengudarakan prototipe tersebut di daerah yang dirahasiakan pada awal bulan ini. Beratnya 230 kilogram dengan rentang sayap enam meter. Pesawat yang dioperasikan melalui kendali jarak jauh itu sanggup terbang hingga ketinggian 2.500 meter selama setengah jam.

Sayap yang lebar diyakini akan membuat pesawat bisa menghemat 20 persen bahan bakar dibanding pesawat biasa. Selain itu, letak mesin yang jauh di ekor pesawat membuat kabin tidak berisik. Sayap yang lebar bisa digunakan untuk ruangan penumpang atau barang.

Jika uji coba dinilai sukses, NASA akan membuat pesawat sesungguhnya yang berukuran 13 kali lebih besar dari prototipe. Selain efektivitas bahan bakar dan ruang, pesawat jenis ini lebih mudah mengudara. Belum jelas kapan pesawat yang sebenarnya akan diproduksi.

Struktur Dibuat dengan material yang ringan tapi kuat seperti pesawat terbaru Boeing 787.

Mesin Terletak di belakang, jauh dari kabin untuk mengurangi suara berisik.

Lebih Ringan Bentuknya memang mirip sayap tanpa badan pesawat. Tapi, inilah yang membuat dia lebih ringan di udara sehingga tak perlu banyak tenaga untuk menjaga pesawat tetap mengudara.

Sayap yang Menyatu Melekat ke seluruh badan pesawat.

Hemat Bahan Bakar Dengan rentang sayap yang luas, pesawat ini bisa menghemat 20 persen bahan bakar.

Daya Tempuh 13 ribu kilometer.

Penjelajah di Dasar Kutub

Rusia mengungguli Amerika Serikat dalam penjelajahan Kutub Utara. Dua pekan lalu, dua kapal selam khusus, Mir-1 dan Mir-2, yang diberangkatkan dari Pulau Franz Josef, perairan utara Rusia, berhasil menjelajah perairan kutub dengan kedalaman 1.311 meter dari permukaan laut.

Mir adalah wahana yang dibuat khusus untuk penelitian dan pengambilan sampel bawah laut. Kapal yang terbuat dari titanium ini didesain mampu menahan tekanan pada kedalaman lebih dari 1.000 meter. Pada umumnya, kapal selam hanya mampu mencapai kedalaman 200 meter.

Kantor berita Rusia, Itar-Tass, melaporkan kedua wahana itu menyelam masing-masing selama satu jam. Lokasi penyelaman letaknya 87 kilometer dari Franz Josef. ”Ini adalah pertama kali kapal selam berada sedalam itu di kutub,” kata pimpinan misi penyelaman, Artur Chelingarov.

Kedua Mir bukanlah wahana baru, melainkan kapal selam yang sudah berumur hampir satu dekade. Kemampuan Mir yang luar biasa berkat sistem penghancur es bertenaga nuklir yang dipasangkan baru-baru ini.

Menurut Artur, kemampuan kapal selam ini akan ditingkatkan lagi hingga mampu mencapai kedalaman 6.000 meter di bawah permukaan laut. Peningkatan kemampuan ini untuk mendukung usaha pencarian sumber daya alam di kutub, yang diduga menyimpan kekayaan.

Menurut hukum internasional, hanya lima negara yang memiliki kekuasaan atas kutub utara, yaitu Rusia, Amerika Serikat, Kanada, Norwegia, dan Denmark. Dari lima negara itu, Rusia merupakan yang paling aktif melakukan eksplorasi untuk menemukan sumber daya alam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus