Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kecurigaan Amerika terhadap Cina di Aplikasi TikTok

ByteDance dianggap sebagai korban politik dan geopolitik.

4 Agustus 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang pegawai, mengenakan masker lantaran wabah corona, berdiri di dekat kamera pengawas di kantor Bytedance di Beijing, Cina 7 Juli 2020. REUTERS / Thomas Suen

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Kecurigaan Amerika terhadap Cina di Aplikasi TikTok

  • Kecurigaan Amerika terhadap Cina di Aplikasi TikTok

  • Kecurigaan Amerika terhadap Cina di Aplikasi TikTok

BEIJING – Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah setuju memberikan ByteDance, perusahaan teknologi asal Cina, waktu selama 45 hari untuk menegosiasikan penjualan aplikasi video pendek TikTok kepada Microsoft Corp. Hal tersebut diungkapkan dua sumber Reuters yang mengetahui masalah ini, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kabar tersebut diperkuat keterangan perusahaan teknologi yang bermarkas di Redmond, Washington, itu bahwa mereka juga telah berkoordinasi dengan Presiden. CEO Microsoft Satya Nadella menyatakan akan melanjutkan negosiasi untuk memperoleh TikTok dari ByteDance.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Microsoft akan bergerak cepat untuk berdiskusi dengan perusahaan induk TikTok, ByteDance, dalam beberapa pekan. Dan dalam segala hal menyelesaikan diskusi ini selambat-lambatnya pada 15 September 2020," demikian keterangan Microsoft lewat blognya, kemarin. "Selama proses ini, Microsoft berharap melanjutkan dialog dengan pemerintah Amerika Serikat, termasuk dengan Presiden."

Belum jelas apa yang mengubah pikiran Trump. Namun beberapa anggota parlemen Republik mengeluarkan pernyataan yang mendesak Trump mendukung penjualan TikTok ke Microsoft. "A win-win in the making," cuit Senator dari kubu Republik, Lindsey Graham, menanggapi sikap baru Trump.

Negosiasi antara ByteDance dan Microsoft akan diawasi oleh Komite Investasi Asing di Amerika Serikat. Sumber Reuters menyatakan komite ini merupakan panel pemerintah AS yang memiliki hak untuk memblokir perjanjian.

Hubungan antara Amerika Serikat dan Cina terus memburuk karena perdagangan, otonomi Hong Kong, keamanan cyber, dan penanganan penyebaran virus corona. Masalah terbaru adalah aplikasi TikTok yang dianggap sebagai perselisihan baru di antara dua ekonomi terbesar di dunia itu. Presiden Trump melarang TikTok—dengan jumlah pengguna mencapai jutaan—beroperasi di Amerika lantaran mencurigai dan melihat aplikasi tersebut sebagai ancaman terhadap keamanan nasional Amerika. Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan TikTok harus dijual atau diblokir di Amerika.

Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan kepada Fox News bahwa Presiden akan mengambil tindakan dalam beberapa hari mendatang sehubungan dengan beragam risiko keamanan nasional yang disajikan oleh perangkat lunak yang terhubung ke Partai Komunis Tiongkok. TikTok membantah anggapan bahwa aplikasi itu bisa menjadi alat bagi intelijen Tiongkok. Manajer umum di Amerika Serikat, Vanessa Pappas, menyatakan, "Kami tidak berencana pergi ke mana pun."

Di bawah kesepakatan yang diusulkan, Microsoft mengatakan akan mengambil alih operasi TikTok di Amerika, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Mereka memastikan bahwa semua data pribadi pengguna TikTok di Amerika ditransfer ke dan tetap di Amerika. Microsoft juga dapat mengundang investor lainnya untuk memperoleh saham minoritas di TikTok. Sekitar 70 persen modal dari luar ByteDance telah dikumpulkan berasal dari Amerika.

Tidak diketahui persis berapa banyak Microsoft bisa membayar TikTok. Reuters melaporkan pekan lalu bahwa ekspektasi penilaian ByteDance untuk aplikasi tersebut melebihi US$ 50 miliar, meskipun tekanan Amerika untuk mendivestasinya dapat menurunkan harga itu.

Adapun ByteDance belum secara terbuka memberi konfirmasi soal pembicaraan penjualan. Surat internal kepada staf yang dilihat Reuters, kemarin, pendiri dan CEO perusahaan, Zhang Yiming, hanya mengatakan perusahaan telah memulai pembicaraan. Namun tidak disebutkan perusahaan yang dimaksudkan. Hanya disebutkan, "Dengan perusahaan teknologi yang tidak mengidentifikasi untuk membersihkan jalan untuk terus menawarkan aplikasi TikTok di Amerika."

Fred Hu, Ketua Primavera Capital Group, seorang investor di ByteDance dan salah satu perusahaan swasta terkenal di Tiongkok, menilai kesepakatan paksa di bawah "senapan" Washington dapat membuka celah hukum litigasi tanpa akhir. Hal tersebut, menurut dia, bisa terjadi jika harus menghasilkan yang tidak menguntungkan bagi pemegang saham swasta yang ada.

Hu mengatakan Microsoft adalah pembeli yang kredibel. Namun dia mempertanyakan cara menjual sebagian besar operasi TikTok pada tahap awal pembelian bisa menjadi kesepakatan yang bagus untuk ByteDance. “Benar-benar tidak masuk akal. Bytedance adalah korban tidak bersalah dari politik dan geopolitik gila. Ini adalah hasil yang menyedihkan bagi Bytedance, untuk kapitalisme wirausaha dan untuk masa depan perdagangan global,” katanya.

AL JAZEERA | REUTERS | BLOG.MICROSOFT | FRANCE24


Kekhawatiran Pembuat Konten

Para pengguna aplikasi video pendek TikTok khawatir akan pengumuman Presiden Amerika Serikat Donald Trump memblokir aplikasi tersebut. Ancaman itu khususnya bagi pengguna TikTok di Amerika, para pembuat konten yang menghasilkan uang di platform digital tersebut.

Walhasil, banyak dari mereka kemudian mengunggah tautan ke akun Instagram atau YouTube mereka agar tidak kehilangan pengikut (follower) jika platform tersebut akhirnya diblokir. Dilansir BBC, aplikasi populer itu memiliki hingga 80 juta pengguna aktif dalam sebulan di Amerika, dan larangan ini bisa menjadi pukulan telak bagi ByteDance.

Presiden Trump pada awal pekan ini menyatakan akan menggunakan perintah eksekutif untuk memblokir TikTok. Alasannya, aplikasi tersebut dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan nasional Amerika. Trump bisa menggunakan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional. Undang-undang itu memberikan kekuasaan kepada presiden untuk mengatur perdagangan internasional dalam menghadapi "ancaman luar biasa" dari luar negeri.

TikTok sendiri membantah anggapan bahwa aplikasinya bisa menjadi alat bagi intelijen Tiongkok. Manajer Umum TikTok di Amerika Serikat, Vanessa Pappas, menyatakan, "Kami tidak berencana pindah ke mana pun." Pappas berjanji bakal menciptakan 10 ribu pekerjaan Amerika di TikTok selama tiga tahun ke depan, selain 1.500 karyawan saat ini.

Daniel Castro, Wakil Presiden Lembaga Kajian Teknologi Informasi & Inovasi, menilai bahwa Amerika akan menjadi pecundang terbesar jika melarang TikTok. "Semua pusat datanya berada di luar Cina. Tidak ada bukti bahwa itu bisa menjadi ancaman keamanan nasional."

Kabar terbaru, Microsoft, perusahaan teknologi Amerika, akan mengakuisisi TikTok. Microsoft berencana membangun pengalaman yang disukai pengguna TikTok. Microsoft menyatakan tetap menjaga keamanan, privasi, dan perlindungan keamanan digital. Membeli TikTok akan memberi Microsoft kesempatan untuk masuk ke pasar jejaring sosial.

FRANCE24 | BBC | REUTERS | SUKMA LOPPIES

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus